Saham Asia sedikit menguat pada perdagangan Selasa....
Singapura (ANTARA) - Saham Asia sedikit menguat pada perdagangan Selasa, karena data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lemah memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat melewatkan kenaikan suku bunga ketika bertemu minggu depan.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terangkat 0,17 persen, mengabaikan kerugian sebelumnya, sementara Nikkei Tokyo berakhir meningkat 0,90 persen.

Di China daratan, indeks saham-saham unggulan CSI300 ditutup merosot 0,94 persen, Indeks Komposit Shanghai berakhir tergelincir 1,15 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong ditutup 0,21 persen

Pasar berjangka menunjukkan saham Eropa berada di jalur untuk pembukaan yang lebih rendah, dengan Eurostoxx 50 berjangka turun 0,05 persen, DAX berjangka Jerman turun 0,06 persen, dan FTSE berjangka kehilangan 0,04 persen.

Indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup dengan kehilangan 1,20 persen, sementara dolar Australia melonjak satu persen setelah bank sentral menaikkan suku bunga seperempat poin ke level tertinggi dalam 11 tahun.

Reserve Bank of Australia (RBA) juga memperingatkan bahwa pengetatan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan inflasi kembali ke target.

"Jika keputusan Mei untuk menaikkan 'sangat seimbang', maka kenaikan hari ini seharusnya tidak perlu dipikirkan lagi, mengingat ukuran inflasi bulanan mereka lebih tinggi dan sekitar seperempat tenaga kerja Australia akan menerima kenaikan gaji besar-besaran," kata Matt Simpson, analis pasar senior di City Index.

Langkah RBA menetapkan panggung untuk banyak keputusan kebijakan moneter dari bank sentral utama di seluruh dunia, dengan The Fed, Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Jepang akan mengadakan pertemuan kebijakan mereka minggu depan.

Serangkaian data ekonomi bersama dengan retorika dovish minggu lalu dari pejabat Fed telah menguatkan taruhan bahwa Fed menahan diri dari kenaikan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni.

Pasar sekarang memperkirakan peluang 82 persen Fed akan berdiri diam, lompatan tajam dari peluang 36 persen seminggu sebelumnya, menurut alat CME FedWatch.

Data semalam menunjukkan bahwa sektor jasa-jasa AS hampir tidak tumbuh pada Mei karena pesanan baru melambat, mendorong ukuran harga yang dibayarkan oleh bisnis untuk input ke level terendah tiga tahun, yang dapat membantu perjuangan Fed melawan inflasi.

Industri jasa-jasa menyumbang lebih dari dua pertiga ekonomi AS.

"Indeks mengirimkan sinyal lain bahwa permintaan mendingin dan pengetatan kumulatif bekerja melalui ekonomi, memberikan ruang bagi Fed untuk berhenti pada Juni buat menilai kondisi lebih lanjut," kata ahli strategi Saxo Markets dalam sebuah catatan kepada klien.

Data pada Jumat (2/6) menunjukkan gaji non-pertanian (NFP) AS naik 339.000 pekerjaan pada Mei, tetapi lonjakan tingkat pengangguran ke level tertinggi tujuh bulan sebesar 3,7 persen menunjukkan pelonggaran dalam kondisi pasar tenaga kerja.

"Risiko taktis bagi investor ekuitas dalam waktu dekat adalah bahwa Fed memang melewatkan pertemuan dan menaikkan suku pada Juli dan bukan Juni," kata Gary Dugan, CIO Dalma Capital.

"Semangat pertumbuhan, pagu utang sebagai masalah sekarang, dan Fed yang bergerak lambat mungkin hanya memicu reli lebih lanjut dalam ekuitas," katanya pula.

Di China, meningkatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan untuk membantu pemulihan ekonomi yang lamban serta pembicaraan "terus terang" antara pejabat senior AS dan China membantu mengangkat sentimen.

Di pasar minyak, harga mereda menyerahkan sebagian keuntungan dari sesi sebelumnya setelah eksportir utama dunia, Arab Saudi, mengatakan akan memangkas produksi lebih lanjut. Minyak mentah AS turun 0,26 persen menjadi 71,96 dolar AS per barel dan Brent turun 0,17 persen menjadi 76,58 dolar AS per barel.

Ahli strategi Saxo mengatakan kekhawatiran resesi, tanda-tanda penurunan suku bunga Fed yang lebih kuat atau langkah-langkah stimulus China mungkin diperlukan untuk mengubah sentimen di pasar energi.

"Tetap saja, risiko pasar yang lebih ketat di paruh kedua tetap dengan fokus OPEC untuk memastikan stabilitas pasar."

Di pasar mata uang, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,144 persen, dengan euro naik 0,12 persen menjadi 1,0725 dolar AS.

Yen melemah 0,10 persen menjadi 139,44 per dolar AS, sementara sterling terakhir naik 0,09 persen menjadi 1,2448 dolar AS.

Di pasar kripto, bitcoin bertahan di 25.780 dolar AS, setelah turun lebih dari lima persen semalam karena regulator sekuritas AS menggugat bursa kripto Binance, sebagai pukulan lain bagi industri.
Baca juga: Saham Asia menguat, minyak melonjak setelah Saudi potong produksi
Baca juga: Saham Asia dibuka melemah, pedagang cerna opsi jeda suku bunga Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023