Kiev, Ukraina (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh pasukan Rusia pada Selasa meledakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kakhovka setelah memasang ranjau dan menegaskan bahwa Moskow harus bertanggung jawab atas aksi yang ia sebut sebagai serangan teroris itu.

Seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan tujuan Rusia meledakkan pembangkit listrik tersebut adalah untuk mencegah pasukan Ukraina menyeberangi sungai Dnipro untuk menyerang pasukan pendudukan Rusia.

Di lain sisi, pejabat Rusia memberikan laporan yang bertentangan, beberapa menyalahkan tentara Ukraina yang menembaki tempat tersebut, dan lainnya mengatakan bendungan di Dnipro telah pecah dengan sendirinya.

"Malam ini pukul 02.50 waktu setempat, teroris Rusia meledakkan struktur HPP Kakhovskaya (pembangkit listrik tenaga air)," ujar Zelenskyy setelah melakukan pertemuan darurat dengan pejabat senior.

Dia mengatakan serangkaian tindakan internasional dan keamanan telah disepakati pada pertemuan itu untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangan teroris ini."

Dalam pidato video selanjutnya yang ditunjukkan pada pertemuan puncak negara-negara Eropa dalam kelompok Bucharest Nine, Zelenskyy mengatakan Rusia telah mengakuisisi bendungan dan pembangkit listrik tenaga air selama lebih dari setahun.

"Secara fisik tidak mungkin untuk meledakkannya dari luar - dengan penembakan. Itu pasti dipasang ranjau. Itu diranjau oleh penjajah Rusia dan diledakkan oleh mereka," tambahnya.

Zelenskyy yang menginginkan negaranya bergabung dengan Organisasi Politik Pertahanan Atlantik Utara (NATO), mendesak para anggota NATO di pertemuan bulan depan untuk menunjukkan "tidak akan ada kelemahan di Eropa" dan menunjukkan kepada Rusia bahwa teror bukanlah alat untuk mempengaruhi keputusan NATO.

Kementerian Luar Negeri Ukraina menyerukan pertemuan mendesak Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sanksi baru terhadap Rusia, khususnya pada industri misil dan sektor nuklirnya.

Komandan pasukan gabungan Angkatan Bersenjata Ukraina Serhiy Naev mengatakan penghancuran bendungan tidak menghalangi pergerakan Ukraina di tengah tumpahan air.

Di PLTA tersebut juga terdapat bendungan setinggi 30 meter dan panjang 3,2 kilometer yang dibangun pada era Uni Soviet tahun 1956 di Sungai Dnieper. Bendungan itu juga memiliki waduk seluas 18 kilometer kubik.

Sumber: Reuters
Baca juga: Sekjen NATO: Penghancuran bendungan di Ukraina bukti kekejaman Rusia
Baca juga: Rusia bantah tudingan penyerangan bendungan di Ukraina
Baca juga: Ledakan di bendungan Ukraina selatan akibatkan banjir

Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023