pasukan penjaga perdamaian PBB bisa dikerahkan hanya ketika pertempuran antara pasukan Mali yang didukung Prancis dan gerilyawan jaringan Al-Qaida telah berakhir.
PBB (ANTARA News) - Mali enggan menyetujui operasi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa untuk membantu memerangi dan mengendalikan gerilyawan, bahkan saat kondisi di lapangan memungkinkan langkah tersebut, kata seorang pejabat PBB Senin.

Tampak akan tumbuh konvergensi mengenai kebutuhan seperti operasi di antara lima anggota tetap Dewan Keamanan dan Masyarakat Ekonomi Negara-negara Afrika Barat, kata Wakil Sekretaris Jenderal Jan Eliasson.

Tetapi "masih ada keragu-raguan dari pemerintah Mali," katanya kepada wartawan.

Eliasson mengatakan pasukan penjaga perdamaian PBB bisa dikerahkan hanya ketika pertempuran antara pasukan Mali yang didukung Prancis dan gerilyawan jaringan Al-Qaida telah berakhir.

"PBB adalah untuk perdamaian, kita akan harus menunggu sampai situasinya stabil. Dan satu resolusi PBB harus disepakati sebelum pasukan penjaga perdamaian dikerahkan," tambahnya.

Sementara itu pasukan Mali pada Senin mulai mengosongkan pasar utama di Gao karena khawatir akan terjadi serangan, setelah kota wilayah utara itu selama tiga hari ini diguncang serangan bom bunuh diri dan penembakan oleh para gerilyawan.

"Kami mengkhawatirkan serangan, karena itulah kami mengosongkan pasar Gao demi keamanan," kata seorang perwira berpangkat tinggi.

Pedagang mengemasi barang-barang mereka dan meninggalkan Pasar Washington, yang terletak di dekat kantor polisi pusat yang digunakan sebagai pangkalan oleh gerilyawan bersenjata untuk melancarkan serangan gerilya ke kota itu pada Minggu.

Sebuah helikopter serang Prancis menghancurkan kantor polisi itu dalam serangan pada Senin pagi. Wilayah sekitarnya juga ditutup oleh pasukan keamanan dan tentara Prancis membersihkan ranjau di daerah tersebut.

Tembakan-tembakan senapan sporadis terdengar di wilayah utara kota itu. Beberapa sumber medis dan militer mengatakan, sedikitnya dua militan garis keras dan tiga warga sipil tewas dalam pertempuran Minggu, dan 17 orang lagi cedera.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013