Pemanggilan pemain hanya dilakukan oleh PSSI. Yang jelas kami tidak mengenal BTN. Abaikan saja,"
Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Timnas Bob Hippy meminta pemain mengabaikan panggilan Badan Tim Nasional (BTN) karena PSSI hingga kini tidak mengakui keberadaan badan yang diklaim telah disahkan oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin itu.

"Pemanggilan pemain hanya dilakukan oleh PSSI. Yang jelas kami tidak mengenal BTN. Abaikan saja," kata Bob Hippy di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, rencana pembentukan BTN sebelumnya memang ada, hanya saja keberadaanya tidak disetujui oleh Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Selama ini keberadaan timnas yang turun di beberapa kejuaraan internasional dikendalikan langsung oleh PSSI (Komite Ad Hoc).

Adanya pemanggilan dari BTN membuat pemain kebingungan. Salah satu pemain yang dincar badan yang diketuai Bupati Kutai Timur, Isran Noor, itu di antaranya adalah Taufiq dan Andik Vermansah.

"Saya mendapatkan dua panggilan (PSSI dan BTN). Makanya saya jadi binggung," kata pemain tengah Persebaya Surabaya, Taufiq.

Selain Taufiq, pemain yang mendapatkan panggilan BTN untuk menghadapi Pra Piala Asia (PPA) melawan Saudi Arabia ini adalah pemain naturalisasi Raphael Maitimo. Pemain keturunan Indonesia-Belanda itu bahkan menanyakan langsung ke PSSI.

"Memang benar, saya sudah mendapatkan panggilan (BTN)," kata Raphael Maitimo.

Raphael Maitimo dipanggil berdasarkan surat BTN dengan nomor 06/KET-IN/Int/II-2013. Pemain dengan posisi bek ini dipanggil bersama pemain lainnya untuk melakukan general check up selama tiga hari antara 17-19 Fabruari ini.

Jika BTN belum mengumumkan secara detail pemain yang dipanggil, PSSI sudah memastikan akan memanggil 33 pemain untuk menjalani pelatnas di bawah asuhan pelatih Nil Maizar.

Pemain yang dipanggil termasuk pemain yang dipanggil BTN. Untuk BTN akan menggunakan jasa pelatih asal Argentina, Luis Manuel Blanco.

Sementara itu Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Bernhard Limbong mengaku akan memanggil Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin terkait keberadaan BTN yang diklaim disetujui pria yang dipilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Solo itu.

"Kami dan kawan-kawan di Komdis tengah mengumpulkan data untuk menyelesaikan masalah ini. Saya takutnya ada penggunaan nama PSSI oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan situasi yang ada," katanya.

Munculnya BTN menambah panjang polemik yang ada di tubuh federasi sepak bola Indonesia. Dengan kondisi ini peluang Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA makin besar. Apalagi penyelesaikan dua federasi dan dua kompetisi juga belum tuntas.

(B016/I007)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013