Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri menitipkan pesan kepada Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI untuk bisa menunjukkan semangat juangnya dalam mencerdaskan bangsa.

"Karena itu lah kepada seluruh jajaran TVRI saya menitipkan hal yang sama, kalau TVRI itu penuh dengan semangat juang. Semangat ini hanya bisa lahir apabila ada ide dan imajinasi tentang masa depan. Kita mesti kreatif gitu," kata Megawati dalam penandatanganan BRIN dan TVRI di Gedung TVRI, Jakarta Pusat, Senin.

Ia juga mengingatkan bahwa TVRI harus bisa menjadi pionir di tengah maraknya keberadaan stasiun TV swasta di Indonesia.

"Yang paling baru seperti itu adalah dia menjadi pionir, lalu semangat pionir kita itu di mana, kapan gitu. Jadi mestinya kan begitu, setiap lini biar masyarakat kita itu ikut berjuang. Terus ini bukan buat saya, tetapi buat generasi yang akan datang," ungkapnya.

Presiden kelima RI itu lantas menceritakan soal dirinya yang diingatkan oleh Presiden RI Jokowi tentang pentingnya menyiapkan diri untuk menghadapi bonus demografi.

Menurut Megawati, Indonesia justru kekinian dalam posisi yang diuntungkan karena bonus demografi. Sebab di negara-negara lain, yang terjadi adalah piramida terbalik dimana lebih banyak populasi manusia usia lanjut atau manula.

"Pak Jokowi memanggil kami 'ibu ini tahu akan ada (bonus demografi)', 'sudah saya dengar'. Bonus demografi yaitu usia kita, rakyat yang usianya itu 16 sampai 60, sebenarnya itu usia produktif," tutur dia.

Megawati menjelaskan ada banyak negara yang justru piramida terbalik di mana mayoritas masyarakatnya adalah manula. Sehingga, produktivitas warga negara akan cenderung menurun.

Hal ini berbeda dengan negara seperti Indonesia. Maka, TVRI bisa berperan besar agar semua elemen menjadi satu rampak barisan menuju hal yang sama.

Dalam rangka memotivasi TVRI, Megawati menceritakan bagaimana stasiun televisi milik negara itu dibangun oleh kecerdasan Proklamator dan Presiden Pertama RI, Soekarno.

Ia menuturkan, Bung Karno berhasil membujuk Jepang hingga kemudian memberikan biayanya dalam bentuk rampasan kepada bangsa Indonesia. Lalu, dialihkan untuk membangun stasiun TV pertama milik negara.

"Kebayang tidak ya? Saya suka pikir kalau bapak saya tidak berjuang bikin TV lalu dan itu uangnya bukan uang kita loh. Itu pampasan dari Jepang. Menurut saya, saya kan pernah presiden pernah wapres gitu, beliau itu (Soekarno) negosiator yang handal,” ucap Megawati.

Untuk itu, ia meminta semua pihak bisa mengambil pelajaran seperti apa yang dilakukan oleh ayahnya tersebut.

Baca juga: Megawati minta BRIN dan TVRI berjuang di tengah anggaran terbatas
Baca juga: Megawati ajari anak dan cucunya menyekar ke makam pahlawan tanpa nama
Baca juga: Megawati resmikan RS terapung KM Laksamana Malahayati

 

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023