Kami dituduh melakukan penipuan. Saya menolak semua tuduhan ini. Kami tak ingin menipu siapa pun. Kami telah memesan daging sapi, dan telah percaya kami menerima daing sapi, dan telah menjual kembali apa yang kami kira adalah daging sapi,"
Paris (ANTARA News) - Perusahaan Prancis Spanghero, Jumat (15/2), menepis tuduhan bahwa perusahaan itu telah menjual daging kuda di dalam produk sapi tapi mengakui keteledoran "kecil" dalam skandal di industri pangan itu yang meluas di seluruh Eropa.

"Kami dituduh melakukan penipuan. Saya menolak semua tuduhan ini. Kami tak ingin menipu siapa pun. Kami telah memesan daging sapi, dan telah percaya kami menerima daing sapi, dan telah menjual kembali apa yang kami kira adalah daging sapi," kata Presiden Spanghero Barthelemy Aguerre.

"Mereka menemukan beberapa penyimpangan, tapi semua itu kecil. Mari lah anggap semua itu sebagai keteledoran bukan penipuan," ia menegaskan.

Menteri Urusan Konsumen Prancis Benoit Hamon, yang menjelaskan perincian mengenai siapa yang berada di balik skandal tersebut, pada Kamis mengatakan perusahaan pemrosesan daging lokal telah dicurigai mereka mengetahui telah menjual daging kuda dengan merek daging sapi.

Perusahaan itu menghadapi resiko didenda sebesar 187.500 euro (250.411 dolar AS) dan hukuman penjara bagi pejabat pentingnya.

Saat pemerintah memutuskan untuk mencabut izin operasi Spanghero, Aguerre menyampaikan harapan bahwa para penyelidik akan memperlihatkan ketidak-tahuan perusahaan itu pada Senin, sebelum perusahaan tersebut kehilangan semua pelanggannya, demikian laporan Xinhua.

Di Prancis, masalah daging kuda mencuat setelah unit grup penjual daging beku Findus di Prancis pekan lalu menarik lasagna dan dua produk lain, setelah menemukan produk tersebut berisi sampai 100 persen daging kuda dari Romania dan bukan daging sapi dari Prancis.

Pada pertengahan Januari, pemeriksa pangan Irlandia mendeteksi daging kuda di dalam burger daging sapi beku yang dibuat oleh perusahaan di Irlandia dan Inggris dan dijual di rangkaian pasar swalayan termasuk Tesco, pengecer papan atas Inggris.

Sejauh ini, perusahaan dan tempat penyembelihan hewan di sejumlah negara di Eropa --termasuk di Belanda, Swiss, Jerman, Luksemburg dan Bulgaria-- telah terseret ke dalam skandal tersebut, kata laporan media.

(C003)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013