ternak yang terserang virus Jembrana, tingkat kematiannya lebih cepat dari ternak yang terinfeksi PMK
Makassar (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten (Disnakbun) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, merespons cepat laporan warga terkait ditemukannya sapi sakit diduga terpapar virus Jembrana dengan melakukan pemeriksaan di kandang sapi. 

"Ada laporan warga sapinya sakit di Kecamatan Pallangga, setelah tim turun melaksanakan pemeriksaan, ternyata terinfeksi virus Jembrana," ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa Suhriati, di Gowa, Sabtu.

Berdasarkan data Disnakbun Kabupaten Gowa mulai periode November 2022 sampai Juni 2023 jumlah ternak terinfeksi virus Jembrana tercatat sebanyak 128 ekor ternak sapi, 30 ekor diantaranya mati. Jumlah tersebut akumulasi sebaran pada sejumlah kecamatan di Gowa.

Mengantisipasi penyebaran virus tersebut, mengingat beberapa hari ke depan permintaan hewan kurban di Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah meningkat, kata dia, tim diturunkan menyisir lokasi penemuan, kemudian dilakukan pemeriksaan dan pemisahan hewan yang terpapar dengan tidak, lalu divaksinasi untuk kekebalan tubuhnya.

Baca juga: Diserang penyakit jembrana, 120 ekor sapi di Mukomuko-Bengkulu mati
Baca juga: Puskeswan Curup tangani penyebaran virus jembrana


Selain itu, tim ditugaskan ke lapangan diwajibkan menyampaikan sosialisasi dan edukasi kepada peternak apa itu virus PMK serta Jembrana agar di pahami, termasuk menganjurkan sterilisasi pada kandang peternak secara berkala.

"Kandangnya harus dibersihkan, melakukan penyemprotan disinfektan tiap hari secara rutin. Begitu pula soal lalulintas pengiriman ternak tetap diawasi, serta dikeluarkan himbauan agar memastikan sapi yang dibawa bebas penyakit," katanya menekankan.

Ia menjelaskan, virus Jembrana sedikit berbeda dengan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada ternak. Ciri-ciri bila terserang PMK, ternak akan terlihat lemah dan ada leleran air liur berlebihan di mulutnya serta terdapat luka-luka. Sedangkan virus Jembrana, ternak malas makan, demam, hingga terdapat bercak bintik merah di tubuhnya.

"Dampak ternak yang terserang virus Jembrana, tingkat kematiannya lebih cepat dari ternak yang terinfeksi PMK," ujarnya.

Baca juga: Wamentan minta pengawasan hewan ternak di Mamuju diperketat
Baca juga: 50 sapi di Mukomuko mati akibat jembrana


Terkait penularan virus itu apakah bisa berdampak ke manusia, menurut Suhriati, sejauh ini belum ada kasus ditemukan, hanya dari ternak ke ternak melalui kontak langsung. Namun demikian, untuk menjaga kebersihan, setiap selesai pemeriksaan di lokasi terjangkit pakaian harus diganti.

"Penularan virus ini bisa juga lewat kendaraan saat dibawa, kontak langsung dan tempat makan ternaknya yang kotor, makanya harus rutin dibersihkan. Untuk konsumsi daging ternak, sebaiknya dimasak pada suhu 100 derajat Celsius," tutur dia menyarankan.

Salah seorang peternak sekaligus pedagang sapi di Gowa, Daeng Emba menuturkan telah mendapatkan pengetahuan pencegahan dari sosialisasi dinas terkait. Setiap hari kandang dan penampungan sapi disemprotkan disinfektan, membersihkan tempat makan dan melaporkan segera bila ada kelainan pada ternaknya.

Baca juga: Distan targetkan 1.700 sapi divaksin cegah jembrana
Baca juga: Disnakan OKU temukan sapi terjangkit virus jembrana

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023