Jakarta (ANTARA) - PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), badan usaha yang dipercaya oleh Pemerintah menjadi penanggung jawab proyek Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1), menyebutkan bahwa satelit tersebut kini telah terintegrasi dengan roket Falcon-9 milik SpaceX menjelang peluncurannya. 

Peluncuran SATRIA-1 akan berlangsung di Cape Canaveral Space Launch Complex, Florida, AS pada Minggu 18 Juni pukul 18.00 waktu setempat atau Senin 19 Juni pukul 05.04 WIB.

Deputy Project Coordinator PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) Heru Dwikartono menyebutkan roket Falcon 9 yang telah terintegrasi dengan SATRIA-1 itu sudah dikeluarkan dari hanggar menuju landasan peluncuran atau launch pad untuk selanjutnya diatur posisinya untuk peluncuran.

"Jadi mulai jam 23.20 waktu setempat, itu (roket Falcon 9) sudah mulai diberdirikan. Jam 20.00, satelit sudah dikeluarkan dari hanggar untuk kemudian kita proses koneksi elektrikal dan mekanikalnya di launch pad," ujar Heru dalam konferensi pers persiapan peluncuran SATRIA-1 di Orlando, Florida, AS, Sabtu.

Baca juga: Pemerintah buat nobar peluncuran SATRIA-1 bagi warga Indonesia di AS

Adapun terkait dengan proses integrasi antara satelit dan roket Falcon 9 sebenarnya telah berlangsung sejak Jumat (16/6) waktu setempat.

Jika semuanya yang disiapkan berjalan sesuai rencana, maka tahapan selanjutnya ialah peluncuran roket Falcon 9 untuk membawa SATRIA-1 bisa terbang ke angkasa.

Peluncuran SATRIA-1 nantinya diperkirakan akan memakan waktu sekitar 36 menit.

Setelah satelit berhasil mencapai angkasa, nantinya PT SNT akan menyiapkan beberapa pemeriksaan dengan nama "in orbit test" di pekan pertama.

Pengetesan tersebut bertujuan mengetes satelit apakah sudah bekerja sesuai dengan desain yang telah direncanakan dan tidak mengalami penyimpangan fungsi.

Baca juga: Kemenkominfo pastikan SATRIA-1 meluncur sesuai jadwal

"Diharapkan bahwa semua pemeriksaan satelit sesuai dengan desain, sesuai dengan yang kita rencanakan, dan dengan segera satelit ini bisa memberikan layanan kepada seluruh masyarakat Indonesia," ujar Heru.

SATRIA-1 telah disiapkan oleh Pemerintah sejak 2019 untuk menghadirkan kesetaraan akses internet di fasilitas publik khususnya di wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T).

BAKTI Kemenkominfo pada 2023 menyatakan telah melakukan penyesuaian untuk titik internet yang akan dilayani SATRIA-1 menjadi 50.000 titik.

Total titik yang dilayani berubah agar nantinya bantuan yang diberikan Pemerintah bisa optimal memberikan akses internet yang baik untuk masyarakat di wilayah 3T.

Baca juga: SATRIA-1 jadi penentu kelanjutan satelit Indonesia lainnya
 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023