Penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 diharapkan mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) bersama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melakukan pencatatan perdana Efek Beragun Aset Syariah Berbentuk Partisipasi Sarana Multigriya Finansial- Bank Syariah Indonesia Nomor 01 (EBAS-SP SMF-BRIS01) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, yang merupakan surat efek beragun aset syariah pertama di Tanah Air.

Peluncuran produk terbaru pasar keuangan ini dilakukan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo, Direktur Utama BEI Iman Rachman, serta Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi.

Dalam kesempatan ini, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 dapat mendukung program-program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat, sekaligus dapat memperdalam instrumen investasi di industri keuangan syariah di Indonesia.

“Penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 diharapkan mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal di Indonesia. Selain itu, dapat menjadi pilihan instrumen investasi syariah baru yang kompetitif dan menarik bagi masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Tiko tersebut.

Sementara, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan EBAS-SP SMF-BRIS01 merupakan efek hasil proses transaksi sekuritisasi aset pembiayaan rumah senilai Rp325 miliar milik BSI yang diterbitkan oleh SMF.

Lanjut Hery, EBAS-SP SMF-BRIS01 mengantongi peringkat AAA dari Pefindo dan imbal hasil yang kompetitif yaitu 7 persen, serta diterbitkan dalam 2 tranches yaitu Kelas A yang ditawarkan melalui mekanisme penawaran umum, dan Kelas B sebagai kelas subordinasi yang berfungsi melindungi Kelas A.

“Kami sangat mendukung program pemerintah dalam memperkuat pembiayaan perumahan dengan skema syariah serta berkomitmen untuk terus membangun ekonomi keumatan melalui skema dan model bisnis yang tepat, sehingga peran perbankan syariah benar-benar nyata dalam berkontribusi bagi kemajuan ekonomi di Tanah Air," ujar Hery.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menjelaskan sekuritisasi aset pembiayaan rumah milik BSI yang diterbitkan SMF senilai Rp325 miliar telah mampu terserap dengan baik oleh investor ritel, korporasi dan berbagai yayasan dana pensiun, bahkan oversubscribed sampai dengan 126 persen.

Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti bahwa animo investor dan para pelaku keuangan syariah sangat tinggi terhadap diversifikasi investasi syariah yang aman, cepat dan mudah. Terlebih, imbal hasil yang ditawarkan mencapai 7 persen, atau lebih tinggi di atas rata-rata investasi seperti deposito, sukuk maupun reksa dana.

Dalam kesempatan sama, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan penerbitan Efek Beragun Aset Syariah ini memiliki banyak manfaat, diantaranya keuntungan yang didapat dari pemakaian instrumen ini dapat membantu perkembangan perusahaan, penyediaan dana yang lebih murah, serta dapat digunakan oleh perusahaan berskala menengah kecil dalam meningkatkan likuiditas perusahaan.

"Pencatatan Efek Beragun Aset Syariah oleh BSI dan SMF kian menambah ragam instrumen keuangan syariah yang tersedia di pasar keuangan. Ini menjadi sumber alternatif pembiayaan di sektor perumahan bagi perusahaan dan juga sebagai alternatif investasi bagi masyarakat selain sukuk, saham, dan reksadana syariah," ujar Wapres Ma’ruf.


Baca juga: Wapres ingatkan pelaku sektor keuangan serius jaga kepercayaan publik
Baca juga: Dirut: 57 persen debitur PIP Kemenkeu gunakan pembiayaan syariah
Baca juga: BEI sebut penurunan indeks saham syariah karena mekanisme pasar

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023