VKTR saat ini mengimpor bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, Cina. Namun, kami juga tengah merintis pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia melalui kemitraan dengan mitra lokal Trisakti yang berpeng
Jakarta (ANTARA) - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (19/6).

Ini menjadikan VKTR sebagai perusahaan publik pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam pengembangan dan produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB/EV) di segmen kendaraan komersial atau heavy mobility, dengan produk utama berupa EV Bus dan EV Truck.

“Data menunjukkan bahwa kebutuhan bus di Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga 2030. Jika memperhitungkan potensi di seluruh Indonesia, angka tersebut dapat meningkat hingga 20 kali lipat lebih besar,” kata Komisaris Utama VKTR Anindya N. Bakrie dalam IPO VKTR yang dipantau di Jakarta, Senin.

VKTR telah menjalin kerja sama strategis dengan BYD Auto, produsen bus terbesar di dunia, untuk memperkuat posisi dalam pengembangan kendaraan listrik.

Saat ini, VKTR telah menyediakan 30 unit bus merek BYD yang dioperasikan oleh TransJakarta dan dalam waktu dekat akan menambahkan 22 unit bus lagi dengan merek yang sama.

“VKTR saat ini mengimpor bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, Cina. Namun, kami juga tengah merintis pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia melalui kemitraan dengan mitra lokal Trisakti yang berpengalaman di bidangnya,” imbuh Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono dalam kesempatan yang sama.

Fasilitas perakitan KBLBB bus VKTR akan berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, dengan kapasitas perakitan yang direncanakan mencapai 500 unit per tahun pada tahap awal dan akan ditingkatkan menjadi 3 ribu unit per tahun dengan penggunaan TKDN sesuai peraturan pemerintah.

Adapun sebanyak 40,29 persen dari dana yang diperoleh VKTR dari penawaran umum akan dialokasikan untuk belanja modal atau Capital Expenditure (CAPEX) guna mendukung pengembangan produk dan fasilitas produksi.

Sekitar 11,69 persen akan diberikan kepada perusahaan anak VKTR, yaitu PT Bakrie Autoparts (BA) dalam bentuk penyertaan modal guna meningkatkan daya saing di sektor komponen kendaraan listrik.

Selain itu, sekitar 2,51 persen akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Tambara Tama Mandiri (TTM), sekitar 1,40 persen akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Andara Multi Sarana (AMS), dan sisanya sebesar 44,11 persen akan dialokasikan untuk modal kerja dan operasional guna memenuhi kebutuhan operasional VKTR.

Gilarsi berharap dengan suksesnya IPO ini, VKTR dapat menjalankan rencana bisnis dengan optimal sesuai jadwal yang telah ditetapkan, didukung oleh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum.

“Kami berkomitmen tidak hanya untuk mendistribusikan kendaraan listrik, mulai dari bus listrik, tetapi juga untuk memproduksi kendaraan listrik di masa depan guna memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap tingkat kandungan dalam negeri,” katanya.

Baca juga: VKTR fokus mengembangkan kendaraan listrik bus dan truk

Baca juga: Anak usaha BNBR bidang kendaraan listrik segera "Go Public"

Baca juga: VKTR jajaki potensi angin-gas untuk dukung ekosistem kendaraan listrik


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023