...kami konsisten melanjutkan upaya transisi energi yang berorientasi pada konsep usaha berkelanjutan....
Jakarta (ANTARA) - PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) terus meningkatkan upaya transisi ke arah usaha berkelanjutan terutama di sektor industri elektrifikasi transportasi, industri energi baru dan terbarukan (EBT) atau green energy, dan industri konstruksi bangunan ramah lingkungan.

Usaha ini semakin mempertebal komitmen perusahaan dalam mendukung target net zero emission (NZE) Indonesia pada 2060.

“Sembari terus mengelola sejumlah unit usaha yang selama ini telah berjalan dengan baik, kami konsisten melanjutkan upaya transisi energi yang berorientasi pada konsep usaha berkelanjutan sesuai prinsip-prinsip ESG (Environment, Social, Governance),” kata Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya Novyan Bakrie, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Baca juga: VKTR umumkan serah terima hak paten dan inovasi dengan PENS

Saat pemaparan Publik Tahunan BNBR, Anindya mengatakan saat ini Perseroan melihat banyak kemungkinan untuk melakukan percepatan laju transisi Perseroan menuju usaha berkelanjutan.

Di BNBR, katanya, upaya ini antara lain terlihat dari terus berkembangnya PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) unit usaha di bidang elektrifikasi transportasi, PT Helio Synar Energi (Helio) unit usaha di bidang energi baru terbarukan, dan PT Modula Sustainability Indonesia (“Modula”) yang berinvestasi dalam teknologi 3-D printing terbaru dan ramah lingkungan, di bidang konstruksi bangunan.

Transisi menuju usaha berkelanjutan Perseroan ini semakin terpacu oleh kinerja positif pada kuartal III-2023 ini.

Direktur Keuangan Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan, BNBR mencatatkan kenaikan net icome sebesar 25 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari net income di periode sama di tahun sebelumnya. Perseroan juga berhasil mencetak pendapatan bersih sebesar Rp3,079 triliun, naik 32 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Baca juga: Menkeu temui petinggi Citi bahas inovasi pembiayaan transisi energi

EBITDA juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 81 persen, dari periode sebelumnya sebesar Rp152 miliar, menjadi Rp274 miliar di kuartal III 2023.

“Capaian kenaikan pendapatan bersih ini ditopang oleh catatan positif pendapatan sejumlah unit usaha Perseroan,” terang Roy.

Ia  menambahkan bahwa aset Perseroan mengalami kenaikan secara signifikan dari Rp17,46 triliun di periode sebelumnya menjadi Rp20,10 triliun di kuartal III 2023.

Ekuitas juga meningkat dari sebelumnya sebesar Rp1,53 triliun, menjadi Rp2,36 triliun pada kuartal III 2023 karena laba bersih Perseroan dan agio saham VKTR saat IPO dan laba tahun berjalan.

Roy menerangkan, Perseroan akan mampu secara konsisten melakukan berbagai terobosan untuk memperbaiki posisi keuangan, terutama dengan menyelesaikan proses restrukturisasi utang serta menjalankan program efisiensi di tingkat operasional anak usaha.

“Upaya restrukturisasi utang yang sudah dijalankan sejak beberapa tahun belakangan telah membuahkan hasil yang baik. Pada awal Desember tahun 2023, Perseroan kembali berhasil merestrukturisasi utang sebesar Rp13,23 triliun, sehingga dapat dilihat perbaikan yang drastis dalam neraca Perseroan menjadi jauh lebih sehat,” ujar Roy.

Baca juga: Pertamina NRE dan VKTR bermitra kembangkan transportasi umum listrik

Dengan demikian, Perseroan juga telah melaksanakan konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan jumlah saham baru hasil konversi sebanyak 99.527.840.300 saham biasa seri E dengan nilai nominal Rp64, per saham. Dengan adanya penambahan saham baru tersebut jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan yang sebelumnya sebesar 22.084.484.209 saham menjadi sebesar 121.612.324.509 saham setelah pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023