Cairan eco enzyme merupakan cairan serbaguna yang bisa digunakan sebagai cairan pembersih, deterjen, pupuk organik, hingga digunakan untuk bahan kosmetik atau kecantikan.
Jambi (ANTARA) - Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi melalui pusat kajian konservasi sumber daya hayati melakukan inovasi terhadap lingkungan dengan membuat eco enzyme yaitu larutan kompleks hasil fermentasi limbah organik seperti limbah buah dan sayuran yang memiliki banyak sekali manfaat salah satunya mengurangi pencemaran air akibat zat kimia.

"Saat ini tim kami terus melakukan pengembangan dan mendorong hasil penelitian ini untuk bisa dimanfaatkan bagi masyarakat Jambi khususnya dan umum lainnya," kata Ketua Pusat Kajian Konservasi Sumber Daya Hayati UIN STS Jambi Bayu Kurniawan di Jambi, Senin.

Cairan eco enzyme merupakan cairan serbaguna yang bisa digunakan sebagai cairan pembersih, deterjen, pupuk organik, hingga digunakan untuk bahan kosmetik atau kecantikan.

Bayu Kurniawan sebagai Ketua Pusat Kajian Konservasi Sumber Daya Hayati mengatakan eco enzyme yang dibuat juga terbukti aman digunakan bahkan untuk diaplikasikan di kulit karena semua bahan yang digunakan adalah bahan organik. Cairan eco enzyme dibuat dari hasil fermentasi limbah organik yang dicampur dengan (molase) tetes tebu dan air.

"Kami menggunakan kulit nanas sebagai bahan baku, kulit nanas didapat dari penjual nanas yang ada di pinggir jalan secara gratis, kami hanya membeli molase dan air isi ulang saja karena kami tidak bisa menggunakan air sumur karena masih terdapat mikroba ecoli dan alasan mengapa kami menggunakan sampah kulit buah nanas sebagai bahan baku karena dari penelitian, eco enzyme yang dibuat dari kulit nanas lebih efektif untuk membunuh bakteri patogen dari ecoli," katanya.

Pada awalnya proses pembuatan eco enzyme di UIN STS Jambi dipelopori oleh Suprianingsih sebagai salah satu dosen kimia, namun dia membuat dalam skala kecil di rumahnya, kemudian setelah bergabung di UI Greenmetric pada 2020 kapasitas produksi meningkat sebesar 300 liter dan berkembang seiring waktu hingga saat ini sudah bisa memproduksi 700 liter per tahun.

Bayu Kurniawan juga menambahkan mereka akan membuat produk turunannya yang bisa langsung di aplikasikan oleh masyarakat seperti cairan pembersih, pupuk, kecantikan dan lainnya melalui pusat kajian lingkungan hidup dan kami akan membuat produk turunan dari eco enzyme, tentunya kami harus memproduksi nya dengan kapasitas yang lebih besar.

Untuk saat ini ada tiga (3) dosen yang bergabung ke tim Eco Enzyme Nasional dibawah UI Greenmetric yaitu Bayu Kurniawan, Suprianingsih, dan Aini Komariah Manurung, ketiga dosen ini memiliki tugas dari UI Greenmetric untuk mensosialisasikan manfaat eco enzyme.

"Untuk saat ini kami masih mengedukasi masyarakat bahwa mengelola limbah itu bisa dilakukan dengan skala rumahan atau skala kemudian tidak membutuhkan usaha yang banyak hanya menyediakan tempat dan molase saja itu sudah cukup untuk mengolah limbah menjadi eco enzyme," kata Bayu.

Mereka juga telah melakukan penyuluhan dan pengabdian masyarakat di pondok pesantren Darul Qur'an Islamiah di Muara Bulian, Darul Aufa di desa Ness, dan masyarakat Desa Muaro Sebo pada tahun ini dan pada 2021 mereka telah berkolaborasi bersama Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi dan mendapatkan undangan dari Eco Enzyme Nusantara, dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup dengan penuangan eco enzyme ke Sungai Batanghari.

"Kami tidak bisa bekerja sendiri dengan membutuhkan kolaborasi bersama, misalnya dari Provinsi, Kota dan Dinas Lingkungan Hidup, kami butuh rangkulan akan tetapi produksi kami masih di angka ratusan liter dan masih tergolong kecil," kata Bayu Kurniawan.

Tim akan terus melakukan penelitian lebih lanjut karena manfaat eco enzyme ini sangat besar dan kami perlu melakukan riset contohnya apakah cairan organik ini bisa digunakan sebagai pestisida dengan takaran perbandingan campuran berapa, tentunya harus dilaksanakan uji dahulu di laboratorium.Kemudian harapan kami banyak masyarakat yang mau membuat dan memanfaatkan eco enzyme karena pada dasarnya pembuatan eco enzyme bisa dilakukan secara mandiri.
Baca juga: Bangli terima rekor MURI atas penuangan eco enzyme di Danau Bartur
Baca juga: Masyarakat Gianyar dilatih membuat eco enzyme untuk cegah PMK
Baca juga: Pemkot Bogor dukung gerakan masyarakat membuat eco enzyme


 

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023