Pemerintah tidak akan berdiam diri dan membiarkan penjahat bersembunyi dibalik identitas palsu, kata Fahmi dalam keterangannya di Kuala Lumpur, Senin.
“Insya Allah pertemuan hari ini menjadi awal yang baik dalam kerja sama lintas instansi untuk memastikan Telegram lebih aman digunakan,” katanya.
Baca juga: Hati-hati, skema penipuan daring bisa lintas platform
Fahmi melakukan pertemuan dengan perwakilan Telegram di Markas Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) di Bukit Aman pada Senin siang bersama Kepala Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (SKMM) Salim Fateh Din, Inspektur Jenderal Polisi Acryl Sani Abdullah Sani, Direktur Departemen Investigasi Kriminal Ayob Khan Mydin Pitchay, serta petinggi PDRM.
Dalam pertemuan selama satu jam tersebut, menurut Fahmi, dirinya bersikeras bahwa terlalu banyak kasus kriminal seperti penipuan investasi palsu, pedofilia, pornografi dan kriminalitas daring lainnya berlangsung di Telegram.
Baca juga: Kemlu: KBRI Kuala Lumpur terima pengaduan 4 WNI korban penipuan daring
Ia mengatakan pemerintah Malaysia telah menyampaikan pandangan tegas tentang pentingnya Telegram dan aplikasi perpesanan atau media sosial apa pun untuk selalu mematuhi dan mematuhi undang-undang yang berlaku di Malaysia.
Menurut Fahmi, Telegram telah menyatakan komitmennya dan siap menjalin hubungan kerja sama yang lebih dekat dengan SKMM dan PDRM.
“Saya menyambut kerja sama dengan Telegram untuk menertibkan kejahatan yang terjadi pada aplikasi tersebut,” ujar Fahmi.
Baca juga: Waspada jebakan penipu daring yang sasar bisnis skala kecil
Baca juga: Jumlah WNI korban "online scam" di luar negeri meningkat
Baca juga: Ramai penipuan pakai "voice note", ini kata pakar
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023