Rencana peresmian Bendungan Ameroro oleh Bapak Presiden Joko Widodo pada akhir tahun ini
Kendari, Sultra (ANTARA) - Progres pembangunan Bendungan Ameroro di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, yang mulai dikerjakan sejak awal 2021, kini telah mencapai 75 persen.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari Kementerian PUPR Agus Safari di Kendari, Rabu mengatakan proyek yang dianggarkan melalui APBN murni itu diharapkan bisa terselesaikan pada akhir 2023.

"Rencana peresmian Bendungan Ameroro oleh Bapak Presiden Joko Widodo pada akhir tahun ini," katanya.

Ia menambahkan terkait persiapan teknis peresmian di lapangan, telah disiapkan area pendaratan tiga helikopter yang digunakan untuk kepala negara nanti.

Total anggaran, yang terkontrak pada proyek strategis nasional (PSN) itu sebesar Rp1,428 triliun, yang meliputi paket pertama senilai Rp910,136 miliar dan paket dua mencapai Rp518 miliar.

Menurut Agus, Bendungan Ameroro yang dibangun pemerintah itu bertujuan memperkuat suplai air irigasi dan pengendalian banjir di Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Konawe, Kolaka Timur, dan Kota Kendari.

Kapasitas tampung Bendungan Ameroro sebesar 54,53 juta m3 dengan luas genangan 244,06 hektare atau lebih besar ketimbang Bendungan Ladongi, yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir Desember 2021 dengan kapasitas tampung 45,9 juta m3.
 
Kegiatan pembangunan Bendungan Ameroro yang diambil pada awal 2023. ANTARA/HO-BWS Kendari


"Bendungan Ameroro ini didesain dengan tipe urugan yang memiliki tinggi puncak mencapai 82 meter, panjang bendungan 324 meter, dan lebar 12 meter," ujarnya.

Bendungan Ameroro merupakan satu dari tiga bendungan yang disiapkan untuk mengurangi risiko banjir setelah Bendungan Ladongi dan nanti Bendungan Pelosika yang nantinya akan membendung Sungai Konawe dan kini masih dalam tahan persiapan (review design).

Proyek nasional ini melibatkan kontraktor pelaksana paket 1 yakni PT Wijaya Karya-PT Basuki Rahmanta Putra-PT Sumber Cahaya Agung (KSO).

Sedangkan, paket 2 dikerjakan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya-PT Adhi Karya (KSO). Untuk konsultan supervisi paket 1 dan 2 adalah PT Indra Karya-PT Mulya Sakti Wijaya-PT Metta (KSO).

"Jadi manfaat Bendungan Ameroro adalah dengan cara mengelola aliran air Sungai Lasolo Konaweha yang selanjutnya ditampung bendungan untuk digunakan sebagai layanan daerah irigasi seluas 3.363 hektare dan mereduksi banjir di wilayah hilir sebesar 443,3 m3/detik," ujar Agus.

Selain itu, juga berpotensi sebagai sumber pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) sebesar 1,3 megawatt dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 8,2 megawatt serta destinasi wisata baru di Kabupaten Konawe.

Baca juga: Progres pembangunan Bendungan Amerorodi Konawe capai 50 persen
Baca juga: Kementerian PUPR targetkan Bendungan Ameroro Sultra rampung 2023

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023