Tujuannya agar dapat menjadi tenaga kerja profesional yang setara, mandiri, dan mampu bersaing di dunia wirausaha sehingga tidak ada satupun dari mereka yang tertinggal.
Jakarta (ANTARA) - Smesco Indonesia dan Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia berkolaborasi melatih 22 disabilitas sahabat tuli, angkatan ketiga untuk menjadi make-up artis profesional, di gedung Smesco Labo, Jakarta.

"Tujuannya agar dapat menjadi tenaga kerja profesional yang setara, mandiri, dan mampu bersaing di dunia wirausaha sehingga tidak ada satupun dari mereka yang tertinggal," kata Ketua Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia Myra Winarko dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu.

Myra mengaku gerakan tersebut tercetus pada saat pandemi COVID-19 untuk membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi. Kemudian, aksi nyata bergerak pada masalah kemanusiaan dan pengembangan UMKM untuk penyandang disabilitas.

Baca juga: SMESCO menggandeng Indofarma agar produk herbal masuk rantai industri

Pelatihan yang sama sebelumnya pun diakuinya telah berhasil melahirkan para make up artis profesional yang telah berkarya di bidangnya.

“Pelatihan kali ini akan diselenggarakan selama lima hari, untuk menggali kemampuan individu agar dapat meningkatkan taraf kehidupan para sahabat tuli,” ujarnya.

Myra menambahkan, para sahabat tuli yang mengikuti pelatihan scaling up kali ini, akan dinilai setiap sesi dan dianalisis oleh perwakilan brand make up artis yang hadir sebagai mentor berdasarkan metode kebutuhan dunia profesional make up artis.

"Tujuannya, setelah kegiatan ini berakhir, para sahabat tuli berkesempatan dapat bekerja sebagai salah satu make up artis dalam ekosistem industri iklan dan pertelevisian nasional," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia Wientor Rah Mada menambahkan ceruk pasar make up artis profesional masih terbuka lebar untuk dijalani sebagai profesi yang berkelanjutan.

Baca juga: Mensos bawa pengusaha nasional ke NTT beri pelatihan wirausaha

Saat ini, belum ramai vlogger dan tutorial make up artis profesional yang dilakukan penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara.

"Kelas kecantikan ini akan memperluas ceruk pasar brand make-up kepada konsumen khusus melalui profesional user yang kita latih saat ini,” tutur Wientor.

Sementara itu, Cindy, salah satu peserta dari Bekasi, melalui juru bahasa isyarat menceritakan awalnya ia mendapat informasi pelatihan make up artis profesional dari Instagram dan temannya, kemudian dia mendaftar dan melewati tahapan seleksi.

“Ini pengalaman pertama saya, saya sangat suka dengan dunia make up ini. Saya pikir awalnya bayar, ternyata gratis, saya dapat alat-alat make up supaya bisa berusaha buka usaha sendiri, terus saya juga dapat ilmu baru juga di sini,” ucap Cindy dengan wajah tersenyum ceria.

Cindy berharap setelah pelatihan, ia bisa dibantu disalurkan menjadi salah satu tenaga make up artis agar mampu menjadi salah satu make up artis profesional.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023