Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat agar tidak mengabaikan risiko penularan COVID-19 setelah pemerintah mencabut status pandemi.

"Kami mengimbau agar masyarakat tidak mengabaikan risiko penularan COVID-19 di tengah euforia pergantian status pandemi menjadi endemi COVID-19," kata Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar IDI Erlina Burhan dalam konferensi pers yang diikuti via daring di Jakarta, Kamis.

Erlina menyampaikan bahwa pengubahan status menjadi endemi dilakukan karena penularan COVID-19 dinilai sudah terkendali, bukan karena virus penyebab penyakit itu sudah lenyap.

Oleh karena itu, dia mengatakan, masyarakat sebaiknya melanjutkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dalam tiga tahun ini dijalankan untuk menghindari penularan virus corona penyebab COVID-19.

"Seperti mencuci tangan, mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, berolahraga, berhenti merokok, serta menjaga kebersihan dan lingkungan sekitar," ujarnya.

Dia menyarankan warga agar tetap memakai masker saat berada di tempat umum, terutama ketika sedang mengalami gejala sakit seperti batuk, bersin-bersin, dan demam.

Orang yang berisiko tinggi tertular COVID-19 seperti orang lanjut usia, penderita penyakit kronis, dan orang dengan imunitas rendah, ia melanjutkan, dianjurkan memakai masker saat berada di tempat umum.

"Boleh melepas masker di tempat umum, asalkan Anda yakin bahwa Anda sehat dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain," katanya.

Presiden Joko Widodo juga meminta masyarakat tetap berhati-hati serta melanjutkan penerapan pola hidup bersih dan sehat setelah status pandemi COVID-19 dicabut.

Baca juga:
Jokowi resmi cabut status pandemi COVID-19 di Indonesia
Penanganan COVID-19 tidak lagi gratis pada masa endemi

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023