Aplikasi dengan nama "Dia Perawat Antik" itu merupakan akronim dari Dokumen Asuhan Keperawatan Elektronik
Purwokerto (ANTARA) - RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto mengembangkan aplikasi untuk meningkatkan layanan terhadap pasien di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu mencapai paripurna.

Saat mengelar konferensi pers di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat, Pelaksana Tugas Direktur RSMS Purwokerto dr. Untung Gunarto, Sp.S., M.M. mengatakan aplikasi dengan nama "Dia Perawat Antik" itu merupakan akronim dari Dokumen Asuhan Keperawatan Elektronik.

"Aplikasi tersebut diinisiasi oleh Sulistianingsih yang merupakan salah seorang perawat kami dan beliau mendapat peringkat I Tenaga Kesehatan Teladan di Bidang Keperawatan Tingkat Jawa Tengah berkat inovasi 'Dia Perawat Antik'," jelasnya.

Menurut dia, keberhasilan tersebut menjadikan RSMS didapuk sebagai wakil Jawa Tengah menuju Kompetisi Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Lebih lanjut, dia mengatakan inovasi "Dia Perawat Antik" diinisiasi Sulistianingsih pada tahun 2020 itu telah diimplementasikan oleh RSMS Purwokerto sejak 2021.

"Inovasi ini lahir dalam rangka mendukung program RSMS, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima dan paripurna kepada masyarakat khususnya pasien," katanya.

Ia mengatakan, untuk mendukung program tersebut, seluruh civitas hospitalia termasuk tenaga keperawatan wajib memberikan pelayanan terbaik

Dalam hal ini, kata dia, waktu pelayanan terhadap pasien menjadi prioritas tenaga perawat.

Selain itu, lanjut dia, perawat juga memiliki kewajiban mendokumentasikan seluruh asuhan keperawatannya.

"Oleh karena itu, kami mengembangkan dokumentasi asuhan keperawatan secara elektronik," tegasnya.

Dokter Untung mengatakan inovasi tersebut telah memberikan manfaat berupa efisiensi anggaran kertas karena tidak mencetak lagi lembar asuhan manual keperawatan, efisiensi waktu dalam memasukkan data asuhan keperawatan, memudahkan pencarian data, meningkatkan akurasi, dan berdampak pada peningkatan kepuasan pasien.

Menurut dia, inovasi "Dia Perawat Antik" telah menjaga integritas perawat karena selain dokumentasi asuhan keperawatan, keluaran dari sistem tersebut juga berupa logbook perawat.
Inoator aplikasi "Dia Perawat Antik" Sulistianingsih menjelaskan efiensi penggunaan aplikasi "Dia Perawat Antik" di Ruang Rapat Direktur RSMS Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (23/6/2023) siang. ANTARA/Sumarwoto

"Logbook tersebut dapat digunakan sebagai bukti dukung elektronik kinerja atau SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) yang sudah sesuai Pemenpan RB Nomor 35 Tahun 2023," jelasnya.

Ia mengatakan aplikasi tersebut dalam waktu dekat akan dilengkapi dengan telekonsultasi yang dapat dimanfaatkan oleh pasien rawat inap yang telah pulang untuk berkomunikasi atau konsultasi dengan perawat ruangan, sehingga diharapkan dapat menurunkan pendaftaran kembali (readmission).

Dalam hal ini, dia mencontohkan pasien yang baru pulang setelah menjalani operasi kadang mengeluhkan sesuatu di kulit sekitar jahitan, sedangkan waktu kontrolnya masih lama.

Menurut dia, pasien tersebut nantinya bisa memanfaatkan telekonsultasi pada aplikasi "Dia Perawat Antik" untuk berkonsultasi dan selanjutnya perawat ruangan mengarahkan tindakan yang dapat dilakukan pasien tanpa harus datang ke rumah sakit sebelum jadwal kontrol.

"Dengan demikian, layanan yang kami berikan benar-benar prima dan paripurna," tegasnya.

Sementara itu, inovator "Dia Perawat Antik" Sulistianingsih mengatakan aplikasi tersebut mempermudah dalam pengisian dokumen asuhan keperawatan termasuk memudahkan dokter maupun tenaga kesehatan lainnya untuk mencari dan melihat rekam medik pasien karena terintegrasi.

Dari efisiensi waktu, kata dia, jika dilakukan secara manual membutuhkan sekitar 13-14 menit, sedangkan menggunakan aplikasi "Dia Perawat Antik" hanya berkisar 5-7 menit.

"Terkait efisiensi anggaran kertas, kami telah mencoba hitung berdasarkan data pasien rawat inap maupun rawat jalan sejak Januari hingga Juni dengan estimasi harga kertas sebesar Rp200 per lembar, penggunaan aplikasi ini telah menghemat anggaran kertas sekitar Rp428 juta," jelasnya.

Menurut dia, aplikasi tersebut juga mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan transformasi teknologi di bidang kesehatan.

Baca juga: Kemenkes kembangkan program cek kesehatan berkala ke tingkat Posyandu
Baca juga: Kemenkes paparkan upaya mengendalikan hipertensi di Indonesia
Baca juga: Kemenkes paparkan bagaimana RUU Kesehatan lindungi kesehatan remaja RI

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023