Dulu, informasi nilai kritis sampai ke DPJP bisa mencapai 30 menit, namun dengan aplikasi ini rata-rata pengiriman informasi sampai diterima dua menit 36 detik
Purwokerto (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Prof Dr Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah mencanangkan inovasi Hospital University RSMS sebagai bagian dari upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Pencanangan inovasi Hospital University RSMS tersebut dilakukan oleh Direktur RSMS Harsini usai kegiatan "Visitasi Akreditasi Institusi Penyelenggara Pelatihan RSUD Prof Dr Margono Soekarjo" di Aula II RSMS Purwokerto, Selasa sore.

Hospital University sendiri merupakan kombinasi antara rumah sakit berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan, tempat belajar ilmu kesehatan, dan tempat riset terkait dengan kesehatan. 

Saat ditemui usai kegiatan, Direktur RSMS Harsini mengatakan konsep inovasi Hospital University adalah rumah sakit akan menyiapkan sebagai penyelenggara pelatihan yang terakreditasi.

Dalam hal ini, katanya, pihaknya akan menyiapkan tenaga yang profesional, handal, dan bisa dipercaya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga menyiapkan sistem rumah sakit yang bisa diakses dengan mudah dan bisa tersampaikan kepada masyarakat.

"Kemudian tempat. Jadi, kami sebagai penyelenggara, fasilitas kami akan berikan semaksimal mungkin yang mana bisa menyamai atau dengan standar menuju ke internasional, tidak hanya nasional," katanya.

Dengan demikian, kata Harsini, tenaga yang dididik di RSMS bisa digunakan atau melamar pekerjaan ke tempat lain karena profesionalisme dan mutunya terjamin.

RSMS juga akan menjadi penyelenggara pelatihan yang lebih mumpuni dan memenuhi harapan pemerintah untuk bisa menciptakan lapangan kerja.

"Jadi, sasaran kami tidak hanya orang sakit, juga untuk masyarakat sekitar, baik pengunjung, masyarakat, maupun daerah sekitar dan bisa minimal ke Asia Tenggara," katanya.

Menurut dia, hal itu juga sesuai harapan RSMS untuk bisa meraih akreditasi A dalam hal institusi penyelenggara pelatihan.

Dia mengatakan pula jika sudah terakreditasi A berarti tenaga di RSMS profesional, mutunya terjamin, sehingga rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di Jawa Tengah bagian selatan-barat dan sebagian Jawa Barat bagian timur.

Saat ini, RSMS masih sebagai rumah sakit tipe B Pendidikan dan sedang menuju tipe A Pendidikan.

"Paling tinggi A, plusnya kita bisa menuju internasional," katanya.

Ia menjelaskan, secara internal, tenaga yang ada di RSMS merupakan tenaga-tenaga yang terdidik, profesional, dan bermutu.

RSMS juga bisa menjual tenaga-tenaga yang telah dididik untuk bisa dipakai oleh rumah sakit sekitar, regional, nasional bahkan internasional.

Disinggung mengenai beberapa rekomendasi tim asesor dari Kementerian Kesehatan, Harsini mengatakan pihaknya akan memenuhinya dalam tiga hari karena apa yang direkomendasikan itu sebenarnya sudah ada dalam sistem RSMS, sehingga tinggal diunggah.

"InsyaAllah kami optimistis bisa meraih A," katanya.

Sementara itu, Wakil Direktur Umum dan Keuangan Mudji Sri Utami mengatakan manajemen RSMS selalu menyiapkan anggaran untuk penyediaan fasilitas maupun anggaran untuk pengembangan kompetensi SDM-nya yang nantinya bisa menjadi pelatih berskala internasional di rumah sakit tersebut.

Selain itu pihaknya juga melakukan pengembangan teknologi informatika karena sistem harus dibangun terus-menerus mengikuti pola pendidikan yang sekarang blended maupun jarak jauh.

"Itu pun kami kembangkan dengan tenaga IT yang kami punya di RSMS," katanya.

Terkait dengan pengembangan teknologi informatika, dia mengatakan salah satu inovasi terbaru dari RSMS berupa Sistem Aplikasi Notifikasi Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium Capai Indikator Rumah Sakit (Si Nona Rila Imut).

Menurut dia, aplikasi tersebut memberikan informasi nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium pasien rawat inap secara cepat kepada dokter penanggung jawab pasien (DPJP).

"Dulu, informasi nilai kritis sampai ke DPJP bisa mencapai 30 menit, namun dengan aplikasi ini rata-rata pengiriman informasi sampai diterima dua menit 36 detik," katanya.

Dia mengatakan pula, hal itu disebabkan notifikasi mengenai informasi nilai kritis pasien disampaikan melalui aplikasi perpesanan WhatsApp yang ditujukan kepada DPJP.

Dengan demikian, kata dia, DPJP dapat segera memerintahkan perawat jaga untuk melakukan tindakan medis terhadap pasien rawat inap tersebut, sehingga penanganannya bisa lebih cepat.

"Aplikasi Si Nona Rila Imut ini pun berhasil meraih Persi Award 2023," katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023