..mari kita tetap jaga sebagai `open` ideologi"
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Pancasila sebagai ideologi negara jangan disakralkan dan menjadi dogma yang kaku.

"Pancasila tidak boleh kita sakralkan, kita dogmakan, mari kita tetap jaga sebagai `open` ideologi (ideologi terbuka)," kata Presiden saat memberi sambutan dalam peresmian gedung Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Mahkamah Konstitusi (MK) yang terletak di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Presiden mengatakan, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara harus mampu tetap relevan seiring dengan perkembangan zaman.

Menurut Presiden, Pancasila merupakan jalan alternatif atas dua ideologi ekstrem yang saling berlawanan, Marxisme Komunisme dengan Kapitalisme Liberalisme.

Presiden mengatakan, Marxisme Komunisme mengalami koreksi pasca perang dingin. Negara-negara Eropa Timur yang menerapkan ideologi ini mengalami perubahan fundamental.

Sementara ideologi Kapitalisme Liberalisme juga mengalami koreksi seiring dengan krisis ekonomi dunia yang masih mendera saat ini.

"Saya mengatakan kedua ideologi itu telah mengalami koreksi sejarah. Indonesia selamat, kita memilih jalan berbeda, tidak masuk dalam kutub-kutub ideologi itu," kata Presiden.

Sementara itu, Ketua MK Mahfud MD mengatakan Pancasila sebagai ideologi yang terbuka merupakan fitrah bangsa Indonesai yang tidak bisa digantikan dengan ideologi lain.

Menurut dia, Pancasila digali dari keluhuran budaya bangsa yang sudah berakar dan dipraktekan sejak lama oleh nenek moyang bangsa Indonesia.

Namun demikian Pancasila harus diletakan dalam kerangka ideologi terbuka yang selalu bisa ditafsirkan berdasarkan perkembangan masyarakat dalam berbagai kearifan lokal.

(M041)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013