wayang klasik memiliki pakem-pakem dalam lukisan wayang
Badung (ANTARA) - Sebanyak 12 orang seniman Sanggar Seni Lukis Anak-anak Cipta Ardhanari, Banjar Sangiangan Desa Cemagi, Kabupaten Badung, Bali tampil pada ajang lomba seni lukis wayang kamasan atau wayang klasik dalam rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB).

"Wayang klasik memiliki pakem-pakem dalam lukisan wayang. Untuk lomba ini, ada sebanyak tiga judul lukisan yang diangkat oleh duta Badung sesuai dengan tema utama PKB 2023 yakni, Segara Kerthi," ujar pemilik Sanggar Seni Lukis Anak-anak Cipta Ardhanari Dewa Putu Ardhana dalam keterangannya di Mangupura, Sabtu.

Ia menjelaskan, tiga judul yang diangkat yakni, pertama, Wayang Sang Hyang Baruna merupakan cerita tentang dewa yang menguasai alam lautan. Kemudian kedua berjudul Matsya Awatara, yang menceritakan turunnya wisnu ke bumi untuk menyelamatkan dunia agar tidak terjadi kehancuran.

Terakhir adalah judul Gajah Mina, yang merupakan suatu perwujudan hewan yang menguasai alam lautan dan sebagai kendaraan Dewa Baruna dengan perwujudan ikan berkepala gajah.

Dewa Putu Ardhana mengatakan, sebelum tampil pada lomba itu, sejumlah persiapan telah dilakukan, mulai dari seleksi lebih awal. Karena di sanggar ini banyak anak anak dengan klasifikasi pendidikan berbeda, ada dari SMP ada SMA.

Baca juga: Remaja Bali lestarikan lukisan klasik Wayang Kamasan di pesta kesenian
Baca juga: Anggota DPD salut Sanggar Wasundari konsisten ajarkan melukis wayang


Menurutnya, proses pembinaan yang dilakukan menjadi pengalaman yang luar biasa karena para peserta belum memiliki pengalaman dalam melukis wayang kamasan.

Untuk itu, dalam pembinaan mereka diberikan sketsa gambar. Setelah itu baru diberikan praktek terkait pewarnaan. Dalam seni lukis wayang kamasan, pemberian warnanya juga tidak sembarangan.

"Jadi ada tiga warna yang menonjol, yakni warna emas, warna merah dan warna biru. Ketiga warna itu istilah Balinya tridatu yang diperlukan dengan teknik tidak mengarsir dan berupa gradasi warna. Yang tekniknya ditumpuk supaya tidak terlihat mengarsir," kata dia.

Seni lukis wayang klasik kamasan memiliki sejarah panjang di Bali, kehadirannya pada sekitar abad-17 di Pulau Dewata bermula dari seni rerajahan untuk kebutuhan ritual agama Hindu. Oleh karena itu keberadaannya sangat penting untuk dilestarikan

Sebagai salah satu identitas Bali, seni lukis wayang kamasan memiliki sejumlah keunggulan. Gulendra mengatakan, salah satu keunikan lukisan wayang klasik kamasan adalah selalu bertutur tentang cerita epos Ramayana dan Mahabharata ataupun mitologi Bali seperti calonarang dan lainnya.

Baca juga: Pelukis wayang klasik Kamasan tak surutkan talentanya saat COVID-19
Baca juga: Ada wayang berusia 300 tahun di Desa Kamasan-Klungkung


Perwakilan juri Wayan Gulendra menambahkan kegiatan itu penting dalam rangka melestarikan potensi seni lukis wayang kamasan sebagai ekspresi seni yang luar biasa kepada para generasi muda.

"Kami melatih untuk mampu memahami nilai-nilai yang ada dalam seni lukis wayang klasik kamasan. Filosofinya bermakna luar biasa. Melalui menggambar mereka memahami nilai-nilai di baliknya," tambah dia.

Menurut akademisi Institut Seni Indonesia Denpasar itu perlombaan tersebut juga menjadi penting agar generasi muda Bali memiliki mentalitas kuat menghadapi gempuran budaya luar akibat perkembangan teknologi informasi.

"Ini menjaga mentalitas masyarakat Bali, tentu saja mendekatkan mereka dengan budaya Bali yang ada," pungkas Wayan Gulendra.

Baca juga: Dispar sebut Pesta Kesenian Bali menarik kunjungan wisatawan domestik
Baca juga: Pemkot Denpasar libatkan 200 seniman dalam pawai Pesta Kesenian Bali
Baca juga: Belasan ribu seniman terlibat dalam Pesta Kesenian Bali 2023
 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023