Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri telah mengupayakan pembebasan dan pemulangan sembilan warga negara Indonesia (WNI) korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dari Myanmar, melalui Thailand.

Pembebasan dan pemulangan para WNI pada Senin merupakan kerja bersama antara KBRI Yangon dan KBRI Bangkok, dengan dukungan dari pemerintah Thailand serta Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

“Sebelumnya, KBRI Yangon menerima pengaduan yang disampaikan kesembilan WNI yang terjebak di wilayah konflik bersenjata di Myawaddy, Myanmar,” kata Kemlu RI dalam keterangan tertulisnya.

Para WNI kemudian dilepaskan ke wilayah Maesot di Thailand oleh perusahaannya, setelah KBRI melakukan koordinasi intensif dengan pihak-pihak terkait.

Atas permintaan KBRI Bangkok kepada pemerintah Thailand, para WNI kemudian menjalani proses identifikasi sebagai korban TPPO melalui mekanisme National Referral Mechanism (NRM).

“KBRI Bangkok bersama diaspora RI di Maesot mendampingi proses wawancara para WNI. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat menemukan bahwa para WNI itu terindikasi merupakan korban TPPO,” kata Kemlu.

Sebagai korban TPPO, mereka telah diberikan pelindungan di Rumah Penampungan Sementara milik pemerintah Thailand sebelum dipulangkan ke Indonesia.

Setelah seluruh proses selesai, kesembilan WNI diserahkan secara resmi oleh pemerintah Thailand yang diwakili oleh Wakil Kepala Royal Thai Police Mayor Jenderal Polisi Surachate Hakparn, kepada Wakil Kepala Perwakilan RI Bangkok Sukmo Yuwono di Bandara Suvarnabhumi Bangkok untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Tanah Air.

Enam dari sembilan WNI yang berasal dari Jawa Timur akan langsung diterbangkan ke Surabaya, untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah Jawa Timur.

Adapun tiga orang lainnya akan melanjutkan perjalanan ke Medan, Sumatra Utara, yang merupakan daerah asal mereka.

Baca juga: Bareskrim ungkap cara pelaku TPPO kelabui petugas Imigrasi
Baca juga: KBRI Manila repatriasi 53 WNI terindikasi korban TPPO di Filipina
Baca juga: Kemlu cermati korban TPPO kembali bekerja di perusahaan "online scams"

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023