Bagaimana sepuluh orang mampu menyandera nyawa 15 juta jiwa penduduk Mumbai? Itu merupakan hal yang harus diketahui semua orang."
Mumbai (ANTARA News) - Film drama yang mengisahkan tentang serangan bom di Mumbai pada 2008 mulai diputar di bioskop di India pada Jumat dengan menggambarkan sudut pandang "heroik" dari pihak kepolisian.

Film yang berjudul "The Attacks of 26/11"itu menggambarkan peristiwa penyerangan yang menewaskan 166 orang ketika 10 pria bersenjata melakukan pembunuhan berantai yang dimulai pada 26 November 2008 di beberapa kota pesisir India, dengan menargetkan dua hotel mewah, sebuah stasiun kereta dan pusat keagamaan Yahudi, serta beberapa tempat lainnya, lapor Reuters.

Adaptasi peristiwa nyata menjadi film Bollywood merupakan sesuatu yang jarang dilakukan para sineas India. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ada kisah tentang pembunuhan seorang model dan perampokan bank yang diangkat ke layar lebar.

Sutradara film itu, Ram Gopal Varma, mengatakan tujuannya membuat film "The Attacks of 26/11" adalah untuk mencoba menjelaskan bagaimana sekelompok orang yang jumlahnya sedikit mampu membuat kota sebesar Mumbai porak-poranda dalam waktu tiga hari.

"Bagaimana sepuluh orang mampu menyandera nyawa 15 juta jiwa penduduk Mumbai? Itu merupakan hal yang harus diketahui semua orang," kata Varma kepada Reuters.

Cerita film itu berfokus tentang polisi kota Mumbai dan respon mereka atas serangan yang dituduhkan India dilakukan oleh kelompok milisi Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan. Aktor veteran Nana Patekar berperan sebagai perwira tinggi kepolisian Mumbai.

Karakter Patekar yang berdasarkan dari tokoh polisi sungguhan, menarasikan film tersebut dengan dukungan grafis yang merinci bagaimana pihak kepolisian tidak sigap atas serangan itu dan harus berjibaku menghadapi serangan teror yang mematikan itu.

Dalam satu adegan dia digambarkan sedang berbicara kepada pejabat pemerintah dengan kata-kata "saya tidak tahu harus berbuat apa".

"Anda harus sadar bahwa polisi pada saat itu kebingungan dan tidak tahu bagaimana mengahadapi serangan semacam itu, jika anda berada di posisi mereka maka anda pasti akan merasakan hal yang sama ketika berhadapan dengan insiden yang luar biasa itu," kata Varma.

"Penting sekali mengangkat sudut pandang mereka dalam film ini," katanya.

Poster film itu menampilkan 10 pria yang menghadap hotel Taj Mahal yang ikonik, salah satu gedung paling terkenal di Mumbai.

Varma sendiri mengaku sulitnya meminta keterangan kepada beberapa orang yang masih terluka secara emosional akibat peristiwa itu, hingga akhirnya beberapa kali menyebabkan pro-kontra.

Kontroversi pertama terjadi hanya beberapa hari setelah serangan terjadi, ketika Varma terlihat berada di Hotel Taj Mahal bersama sejumlah politikus dan dituduh tidak bersimpati terhadap para korban karena terlalu cepat berkunjung ke tempat itu untuk mengumpulkan materi pembuatan film tersebut.

Sementara pada November lalu, mitra politik pemerintah mengatakan proses pengambilan gambar di lokasi yang sama dengan peristiwa itu telah melukai perasaan warga Mumbai.

"Melihat kaca-kaca pecah atau puing-puing granat tidak membantu saya untuk membuat film itu," kata Varma, yang sudah menyutradarai 40 film dalam 25 tahun terakhir.

Tetapi setelah dua setengah tahun, ketika penyelidikan selesai dan berkas perkara telah selesai, barulah saya mempelajari insiden itu dan muncullah ide untuk membuat film tersebut," katanya.

Sejauh ini film tersebut telah menuai berbagai tanggapan. Kritik muncul dari saluran televisi berita NDTV yang menyebut beberapa momen di film tersebut cukup bisa membuat orang ngeri.

"The Attacks 26/11" merupakan hasil karya yang membingungkan karena prosesnya tidak melalui riset yang mendalam serta pengemasannya bukan dalam bentuk dokumenter, kata seorang kritikus, Tushar Joshi. (P012/AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013