BBSPJI Selulosa juga memberikan pelayanan konsultansi, pendampingan teknis serta optimalisasi pemanfaatan teknologi industri
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) terus mengembangkan potensi selulosa sebagai bahan baku industri yang berkelanjutan.

Kepala BSKJI Kemenperin Doddy Rahardi mengatakan pihaknya telah memiliki satuan kerja Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa (BBSPJI Selulosa) yang bertugas untuk mendukung peningkatan daya saing industri termasuk industri pengolahan selulosa.

"Pulp dan kertas merupakan produk konvensional dari industri pengolahan selulosa. Di luar itu, produk-produk seperti peralatan perawatan pribadi, suku cadang kendaraan, obat-obatan, bahan konstruksi, dan elektronik juga terdiri dari selulosa dan turunannya. Sehingga masih banyak yang potensial untuk dikembangkan,” kata Doddy dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Selulosa juga sebagai plastik berkelanjutan masa depan karena sifatnya yang membentuk biokomposit dengan termoplastik. Pemerintah mendorong penggunaan komposit untuk menciptakan produk yang kuat, namun berkelanjutan.

Menurut Doddy, saat ini dalam teknologi fabrikasi, daur ulang, dan perluasan peluang penggunaan produk akhir, telah memberikan dorongan pasar industri selulosa.

"Dengan demikian, pada tahun-tahun mendatang, aplikasi selulosa akan meningkat dengan industri pengguna akhir yang dapat menyubstitusi produk berbasis minyak bumi ke sumber yang berkelanjutan untuk bahan baku atau dikenal sebagai biorefinery. Produk-produk ini mampu meminimalkan limbah, mengoptimalkan bahan baku, dan memaksimalkan keuntungan dari biomassa itu sendiri,” tutur Doddy.

Untuk memperluas layanan selulosa, BBSPJI Selulosa Kemenperin pun telah menggelar Temu Bisnis Industri bertajuk “Peran Layanan Jasa BBSPJI dalam Peningkatan Daya Saing Industri Nasional” pada Selasa (27/6/2023) lalu.

Kepala BBSPJI Selulosa Kemenperin Hendra Yetty mengatakan kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi dengan asosiasi industri, perusahaan industri dan pengguna layanan jasa teknis lainnya dalam pengembangan jasa layanan oleh BBSPJI Selulosa Kemenperin.

"Dalam mendukung daya saing industri, BBSPJI Selulosa memberikan pelayanan jasa industri seperti pengujian, kalibrasi, sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI), sertifikasi industri hijau, verifikasi (inspeksi) recycle content untuk keperluan ekspor, konsultansi, optimalisasi pemanfaatan teknologi serta pendampingan teknis yang diharapkan menjadi solusi pemecahan masalah industri selulosa," ungkap Yetty.

Saat ini, juga tengah dibentuk Lembaga Verifikasi/Validasi Gas Rumah Kaca (LVV GRK), Lembaga Penjaminan Halal (LPH) dan Lembaga Verifikasi TKDN.

BBSPJI Selulosa juga memberikan pelayanan konsultansi, pendampingan teknis serta optimalisasi pemanfaatan teknologi industri.

Dalam catatan Kemenperin, pada akhir triwulan I 2023, industri kertas dan barang dari kertas menunjukkan kinerja baik dengan nilai ekspor sebesar 768,38 juta dolar AS atau naik 11,17 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2022.

Sedangkan, impor turun nilainya sebesar 4,01 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2022.

Baca juga: Kemenperin bidik peran industri keramik dalam pembangunan IKN
Baca juga: Kemenperin siapkan industri masuk pasar wajib sertifikasi halal 2024
Baca juga: Kemenperin siap bantu IKM optimalkan teknologi pengolahan produk

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023