Kedai kopi yang berdiri sejak tahun 1936 ini tak memiliki papan nama di sekitar bangunannya
2. Jadi "tamu" di Istana Maimun

Usai mengisi perut dengan kopi dan roti bakar, sekadar menengok Istana Maimun di Jl. Brigjend Katamso No. 66 bisa menjadi pilihan. Istana ini mulai dibuka pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Khusus hari Jumat, pengunjung disarankan datang sebelum pukul 12.00 atau setelah pukul 13.00 WIB.

Untuk bisa memasuki istana beratap berbentuk limasan atau kubah (dome) yang dulunya dinamai Istana Agung Kota Medan itu, seseorang harus membeli tiket dengan harga Rp10 ribu.

Nantinya, seorang pemandu dihadirkan untuk membantu memberikan penjelasan mengenai seluk beluk istana kepada pelancong sembari mengajak berkeliling istana.

Istana Maimun yang dibangun Sultan Deli IX, Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah pada 26 Agustus 1888 - 18 Mei 1891 atas permintaan istrinya itu identik dengan warna bangunan kuning dan hijau. Menurut kepercayaan sultan, warna kuning melambangkan kejayaan dan kemakmuran, sementara hijau untuk Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kawasan istana memiliki luasan sekitar 2.772 m2 dengan 30 ruang di dalamnya. Pelancong hanya bisa memasuki tiga dari 30 ruangan.
Ruangan tengah Istana Maimun, Medan yang juga lokasi sultan mengadakan rapat (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Singgasana sultan di ruangan tengah Istana Maimun, Medan yang juga lokasi sultan mengadakan rapat (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)


Ruangan depan atau yang pertama dapat dimasuki pengunjung biasanya untuk digunakan menyambut tamu. Di ruangan ini, terdapat foto istana di tahun 1925.

Selanjutnya, ada ruangan tengah yang digunakan sultan saat mengadakan pertemuan atau rapat. Di sana, terdapat singgasana dengan warna dominasi kuning dan sejumlah lukisan termasuk Sultan Deli IX serta Sultan Deli XIV.

Pengunjung melihat lebih dekat perpaduan nuansa Eropa dan Timur Tengah di bagian dinding, plafon beserta lampu dan kipas angin gantung.

Baca juga: Ide aktivitas seru untuk maksimalkan liburan di akhir bulan Juni

Unsur lokal di sana yakni ornamen motif bunga tembakau di sayap kanan ruangan. Bunga tembakau ini dulunya menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat di Medan.

Sejumlah penjual cendera mata yang tak lain anggota keluarga sultan juga bisa dijumpai di sana. Mereka membuka kedai di sisi kanan maupun kiri ruangan, juga menyewakan busana tradisional Deli.

Selain untuk keperluan rapat, ruangan tengah istana juga digunakan sebagai tempat melangsungkan pernikahan sekaligus lokasi persemayaman anggota keluarga kesultanan sebelum dikebumikan.

Ruangan terakhir yang bisa dimasuki pengunjung yakni ruang makan. Di sana terdapat meja makan besar yang hingga kini masih digunakan, kursi sultan replika dan perhiasan-perhiasan replika kesultanan.

Sementara ruangan sisanya terletak di sayap kanan dan kiri istana dan masih ditempati keluarga sultan. Menurut salah seorang pemandu, ada sekitar 20 kepala keluarga yang tinggal di sana termasuk Sultan Deli XIV yang kini masih berusia 25 tahun.
Tampak depan rumah Tjong A Fie (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)


Baca juga: Rekomendasi destinasi wisata di Jakarta

Baca juga: 5 pilihan destinasi wisata untuk isi libur sekolah

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023