Setidaknya kurang dari lima persen orang dewasa berpartisipasi dalam program pendidikan dan pembelajaran di sepertiga negara di seluruh dunia
Badung, Bali (ANTARA) - Chair of the Governing Board, UNESCO Institute for Lifelong Learning Daniel Baril menyebutkan sebanyak 763 juta orang dewasa di dunia kekurangan literasi digital.
 
"Dunia kita keluar jalur. Sebanyak 763 juta orang dewasa kekurangan literasi dasar digital," katanya dalam konferensi pers pada acara Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) yang diadakan di Badung, Bali, Senin.
 
Menurut dia,  hampir setengah dari orang dewasa di seluruh dunia pada saat ini tidak melek digital.
 
Dia juga mengatakan, setidaknya kurang dari lima persen orang dewasa berpartisipasi dalam program pendidikan dan pembelajaran di sepertiga negara di seluruh dunia.
 
Seperti yang ditunjukkan oleh Laporan Global Kelima UNESCO tentang Pembelajaran dan Pendidikan Orang Dewasa, mereka yang paling membutuhkan pembelajaran orang dewasa adalah penduduk asli, migran, lansia atau penyandang disabilitas, yang terlalu sering kehilangan kesempatan belajar.
 
Maka dari itu, sambungnya, lebih dari 140 negara anggota UNESCO telah berkomitmen untuk menyelaraskan visi dan hak untuk belajar sepanjang hayat menjadi kenyataan melalui Konferensi Internasional Pendidikan Orang Dewasa Ketujuh (CONFINTEA VII) di Maroko pada tahun lalu.
 
Kemudian, lanjut dia, negara-negara anggota UNESCO membuat janji yang kuat di berbagai acara, termasuk Konferensi Dunia tentang Perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Tashkent, Uzbekistan, Konferensi Dunia tentang Pendidikan Tinggi di Barcelona, ​​serta Konferensi Dunia tentang Pembelajaran Seumur Hidup yang Inklusif (ILLC) di Bali pada hari ini.
 
Komitmen bersama ini menunjukkan tekad bersama untuk memprioritaskan dan mengubah pendidikan di semua tahap kehidupan, menggarisbawahi pengakuan global akan pentingnya pendidikan dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan dan adil.
 
Menurutnya, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mewujudkan komitmen menjadi tindakan, dengan membahas bagaimana mengembangkan lebih lanjut kebijakan inklusif, didukung oleh pendanaan yang memadai, dan menerapkan program efektif yang memberdayakan individu melalui pembelajaran, terlepas dari latar belakang atau usia.
 
"Kami bertujuan untuk membangun kontrak sosial baru untuk pendidikan, dengan pembelajaran seumur hidup sebagai prinsip panduannya," katanya.
 
Oleh karena itu, UNESCO bekerja sama dengan Prakerja meluncurkan kampanye #ImALifelongLearner yang berlangsung hingga Hari Hak Asasi Manusia Sedunia pada 10 Desember 2023.

Baca juga: UNESCO sebut Indonesia adalah contoh baik pembelajaran sepanjang hayat
Baca juga: Prakerja: ILLC dorong Visi Indonesia 2045
Baca juga: Menko Airlangga: Kartu Prakerja bukti komitmen pemerintah Indonesia

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023