Jember (ANTARA) - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Juni 2023 tercatat laju inflasi month to month (mtm) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sebesar 0,14 persen dan angka tersebut lebih rendah dibandingkan laju inflasi bulan sebelumnya pada Mei 2023 yang tercatat 0,24 persen.

Tren penurunan laju inflasi juga terjadi pada inflasi tahunan (year on year) pada Mei 2023 sebesar 4,90 persen dan bergerak turun pada Juni 2023 sebesar 4,31 persen.

Untuk mengendalikan laju inflasi, Pemerintah Kabupaten Jember tidak tinggal diam dan berusaha melakukan berbagai cara untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok dan menjaga pasokan barang terdistribusi dengan baik di pasar tradisional.

Ancaman terjadinya resesi dunia pada tahun 2023 juga menghantui sejumlah daerah karena Bank Dunia memprediksi terjadinya resesi ekonomi global pada 2023, sehingga harus diantisipasi agar dampak tersebut tidak menghantam sektor perekonomian di daerah.

Pemerintah, melalui Kemendagri juga sudah menekankan tentang enam upaya konkrit yang bisa dilakukan pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi daerah, yakni melaksanakan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang.

Kemudian melakukan kerja sama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan, menggencarkan gerakan menanam, merealisasikan belanja tidak terduga (BTT), serta memberikan dukungan transportasi dari APBD.

Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendiri dalam mengendalikan laju inflasi, sehingga selalu mengajak forum komunikasi pimpinan daerah dan sejumlah lembaga untuk bersama-sama bergerak menekan laju inflasi.

Untuk itu, Forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) selalu menggelar rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi setiap pekan pada hari Rabu untuk membahas beberapa faktor yang menjadi penyebab inflasi, mulai dari ancaman El Nino, kenaikan harga bahan pokok, transportasi, pendidikan, hingga kelompok pengeluaran lainnya.

Rakor forkopimda itu dilakukan secara rutin dengan melibatkan berbagai pihak, seperti Perum Bulog, Bank Indonesia, BPS, dan beberapa organisasi perangkat daerah yang masuk dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), sehingga ada kolaborasi dan sinergi dalam melakukan kebijakan pengendalian inflasi.

Dalam momentum tertentu, seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan Natal, biasanya TPID Jember bekerja ekstra untuk membuat kebijakan yang dapat mengintervensi harga sejumlah bahan pokok agar tetap stabil dan tidak melonjak signifikan.

Hendy juga menilai bahwa inflasi memang perlu terjadi di sebuah daerah, namun tetap harus diimbangi dengan deflasi dan tidak boleh tinggi prosentasenya agar tidak membebani masyarakat, sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi untuk lonjakan inflasi itu.

Pemerintah daerah juga mengajak para pelaku usaha untuk bersama-sama bergerak mengendalikan laju inflasi dengan duduk bersama membahas beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi.

Perlu ada sinergi antara seluruh pihak, termasuk para pelaku usaha, bahkan pemerintah daerah bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah juga masih rutin duduk bersama untuk menyusun berbagai macam strategi guna mengendalikan laju inflasi di Jember.

Pembahasan seputar inflasi selalu menjadi hal penting karena saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja secara global dan apabila negara lain tidak mengirim atau membeli barang tertentu, maka akan berdampak kepada Indonesia, termasuk Kabupaten Jember.

Pemerintah daerah harus menyikapi hal tersebut dengan bijak dan tidak perlu panik, sehingga perlu mengoptimalkan potensi lokal yang ada di daerah dan melakukan sinergi dengan berbagai pihak agar harga bahan pokok terjaga stabilitasnya.


Menggerakkan UMKM

Pemkab Jember menilai UMKM menjadi salah satu poin penting untuk menjaga sektor perekonomian di daerah itu, dengan sering menggelar kegiatan keramaian melibatkan banyak UMKM, seperti kegiatan nonton bareng laga FIFA Matchday Timnas Indonesia melawan Argentina yang digelar di alun-alun Jember.

Ada sekitar 300 UMKM dan pedagang kaki lima yang memadati sekitar area nonton bareng tersebut, bahkan Dinas Koperasi dan UMKM mencatat total omzet pedagang semuanya tembus Rp1,5 miliar selama dua hari tersebut.

Kegiatan nobar tersebut dapat meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk lokal dan sektor perekonomian juga bergerak karena terjadi transaksi jual beli yang cukup besar, sehingga hal itu juga dapat menjadi salah satu cara menekan laju inflasi di Jember.

Penguatan ekonomi masyarakat lewat UMKM diyakini Pemkab Jember menjadi salah satu kunci dalam menahan laju inflasi tersebut, sehingga menggerakkan roda ekonomi UMKM bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat, hingga menjadikan pemerintah daerah kuat.

Kabupaten Jember memiliki 647.000 UMKM yang terdiri dari pelaku ultra mikro, mikro, kecil, dan menengah, baik yang memiliki nomor induk berusaha (NIB) maupun tidak, sehingga kekuatan ratusan ribu UMKM itu dapat membangkitkan perekonomian rakyat yang bisa mengendalikan laju inflasi.


Operasi pasar

Pemerintah Kabupaten Jember juga menggelar kegiatan pasar murah dan operasi pasar sepanjang tahun yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) dengan menggandeng berbagai produsen dan distributor bahan pokok.

Disperindag Jember biasanya menggelar operasi pasar dan pasar murah pada momentum tertentu, seperti Ramadhan dan menjelang Natal, namun di Jember kegiatan pasar murah dilakukan sepanjang tahun sejak Januari hingga Desember 2023.

Operasi pasar digelar rutin setiap Senin hingga Kamis secara bergantian di seluruh pasar tradisional yang ada di Jember, di antaranya Pasar Tanjung, Pasar Mangli, dan Pasar Kreyongan, dengan komoditas pangan yang dijual, di antaranya beras, minyak goreng, gula pasir, dan telur ayam ras.

Kegiatan operasi pasar sepanjang tahun itu merupakan salah satu langkah Pemkab Jember dalam pengendalian inflasi tahun 2023 untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat guna menjaga ketersediaan pasokan.

Tidak hanya itu, Disperindag juga menggelar pasar murah di 24 kecamatan dengan menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2023 dengan tajuk "Wes Wayahe Jogo Inflasi dengan Gempur Rokok Ilegal" pada 3 Juli hingga 4 Agustus 2023.

Dukungan untuk menjaga harga bahan pokok tetap stabil juga mengalir dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jember yang mengelar Gerakan Pangan Murah menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.

Semua bergerak, baik di tingkat forkompimda, OPD, pelaku usaha, hingga masyarakat untuk bersama-sama mengendalikan laju inflasi di Jember, dengan menggerakkan sektor ekonomi kerakyatan melalui UMKM.

Kerja sama yang baik antara pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat di Kabupaten Jember diharapkan dapat memperbaiki kondisi perekonomian dan mampu menahan laju inflasi, serta dapat melalui badai resesi di tahun 2023.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023