Surabaya (ANTARA) - Tim Robot Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui tim Azzahraly menyabet juara tiga kategori Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) pada Kontes Robot Indonesia (KRI) Tingkat Nasional 2023 yang berlangsung di Universitas Semarang.

Dosen pembina Tim Robot FT Unesa Muhamad Syariffuddien Zuhrie, S.Pd.,M.T., dalam keterangannya, Selasa, mengatakan prestasi tersebut merupakan suatu perolehan spesial bagi timnya.

"Tentu ini tidak mudah, karena kami harus bersaing dengan 393 tim dari 191 perguruan tinggi se-Indonesia," katanya.

Timnya menyusun strateginya sejak November 2022 dengan beberapa algoritma baru. Tim Azzahraly mencoba beberapa algoritma baru dan beberapa penambahan komponen hingga menciptakan tampilan gerakan yang lihai.

Baca juga: Unesa raih MURI kampus kerja sama dengan yayasan pendidikan terbanyak

Baca juga: Unesa--TSUE Uzbekistan kerja sama tingkatkan kualitas lulusan


"Pembaruan kita lakukan bertahap mulai mengubah bentuk desain kepala robot, mengganti beberapa hardware seperti PCB (printed circuit board)," tuturnya.

Dia menambahkan, PCB memegang peranan krusial sebagai salah satu komponen minimum yang paling penting dalam sistem robot.

Penggunaan PCB berperan penting dalam sistem robot, karena tidak hanya meningkatkan performa, tetapi juga memberikan fleksibilitas dan keandalan yang diperlukan dalam menjalankan berbagai aplikasi robotik.

Dalam kompetisi itu, tim Azzahraly menampilkan tari Denok Semarang. Tarian ini sangat dirasa paling cocok dengan keluwesan robot yang memadukan unsur seni dan teknologi.

Keberhasilan ini menjadi bukti akan keunggulan dan dedikasi mahasiswa Unesa dengan merancang hingga robot bergerak semirip mungkin dan tidak patah gerakannya dalam menari. Hal itu juga menjadikan keunggulan tersendiri dengan robot lainnya yang sedang bertanding.

"Tari Denok yang dihadirkan ini tidak hanya menggugah emosi dan keindahan seni, tetapi juga menggambarkan perpaduan harmonis antara tradisi dan inovasi dalam dunia seni tari," ujarnya.

Pria yang kerap disapa Syarif itu menyebut banyak rintangan yang dihadapinya selain dalam proses perakitan. Tim beranggotakan empat orang ini harus tetap konsisten untuk riset memberikan yang terbaik di samping membagi waktunya dengan kuliah.

"Ya, walaupun jadwal yang padat dengan berbagai tugas kuliah, salut dengan mahasiswa yang juga membagi skala prioritas dan yang paling penting bisa tetap kompak dan solid hingga ajang final," ujarnya.

Setelah memenangkan kompetisi ini, Syarif mengatakan ke depan timnya akan terus melanjutkan riset lain untuk pengembangan robot lainnya. Pihaknya akan mengevaluasi dari kompetisi ini yang dijadikan sebagai riset selanjutnya.*

Baca juga: Unesa beri beasiswa kuliah lima pemain sepak bola

Baca juga: Unesa kukuhkan perwakilan mahasiswa sebagai Duta Peradaban Indonesia


Pewarta: Willi Irawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023