Kita mengapresiasi kepemimpinan Direktur Utama saat ini
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail menilai direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sudah terbuka menjelaskan masalah mangkraknya pembangunan sejumlah proyek di objek wisata Ancol.

"Kita mengapresiasi kepemimpinan Direktur Utama saat ini yang sudah berani secara transparan mengungkap  beberapa hal yang selama ini dianggap masalah," kata  Ismail di gedung DPRD, Jakarta, Rabu

Menurut Ismail isu mangkraknya pembangunan di Ancol sudah beredar di masyarakat. Namun demikian, direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebelumnya tidak pernah membuka hal tersebut kepada DPRD DKI.

Isu tersebut semakin mencuat kala mantan direktur PT Pembangunan Jaya Ancol, Thomas Lembong membeberkan isu mangkrak proyek tersebut ke publik.

Karenanya, lanjut Ismail, untuk pertama kali Ancol mau membuka masalah tersebut secara resmi dengan cara menjelaskan ke DPRD lewat rapat komisi bersama B.

"Ini jajaran direksi baru yang membuka masalah ini secara resmi" kata dia.

Ismail melanjutkan pihaknya telah mengajukan beberapa rekomendasi terhadap Ancol seperti pembentukan panitia khusus (pansus) untuk menyelidiki proyek mangkrak hingga audit internal Ancol.

Rekomendasi tersebut akan dibahas lagi antara Manajemen Ancol dengan Komisi B DPRD DKI dalam rapat tertutup yang akan digelar dalam waktu dekat.

"Nanti setelah itu kita akan lakukan rapat terbuka kembali karena bagaimanapun publik itu punya hak untuk mendapatkan informasi yang jelas," terang dia.

Belakangan beberapa permasalahan di Ancol mulai terungkap mulai dari pembangunan hotel dan apartemen yang mangkrak hingga aula konser di mal Ancol Beach City (ABC) tidak bisa digunakan.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Winarto mengungkap aula konser musik di mal ABC sudah bisa digunakan publik, setelah perselisihan antara dua perusahaan di dalamnya berhasil diselesaikan.

Kini, jelas Winarto, setelah kasus kedua perusahaan selesai di pengadilan, mal ABC berikut lokasi aula konser yang ada di lantai atas, sudah bisa digunakan publik.

"Sekarang sudah beroperasi, seingat saya Desember 2022 sudah ada kegiatan konser," kata Winarto saat ditemui awak media usai rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (21/6).

Winarto menjelaskan akar kisruh pengoperasian mal ABC disebabkan adanya perselisihan antara PT Wahana Agung Indonesia Propertindo (WAIP) dengan PT Mata Elang Internasional Stadium (MEIS) Stadium.

Winarto mengaku tidak mengetahui secara persis penyebab dari perselisihan yang berlangsung sejak 2014 tersebut.

Winarto juga mengungkap PT WAIP adalah pihak yang diajak kerja sama dengan PT PJAA untuk membangun dan mengelola Music Stadium di mal ABC. Sedangkan PT MEIS adalah pihak yang menyewa tempat pertunjukan milik mal ABC.

Kisruh itu, berlangsung hingga beberapa tahun dan menyebabkan tempat pertunjukan yang disediakan mal ABC tidak bisa beroperasi.

Bahkan, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (kode BEI: PJAA) sempat digugat oleh PT MEIS ke pengadilan akibat permasalahan ini.

"Ada mungkin tujuh sampai delapan tuntutan kepada Ancol ke pengadilan dengan mereka. Namun yang jelas Ancol tidak punya hubungan langsung dengan PT MEIS, hubungannya kami hanya dengan PT WAIP," jelas dia.

Ancol, lanjut Winarto, sempat meminta pendapat hukum dari Kejaksaan Negeri Jakarta Utara pada 2015 terkait dengan permasalahan ini.

Pendapat hukum tersebut pun menyatakan bahwa pengajuan pengoperasian sudah bisa dilakukan setelah sengketa dengan PT MEIS dan PT WAIP selesai di pengadilan.

"Pengambil alihan akhirnya bisa dilakukan berdasarkan kesepakatan antara PT WAIP dan PT PJAA dan tidak merugikan PT PJAA," jelas Winarto.
Baca juga: Ancol maksimalkan operasional semua unit rekreasi selama libur sekolah
Baca juga: BP BUMD DKI bina PT Ancol tangani sejumlah proyek yang mangkrak
Baca juga: Ancol miliki pameran seni hingga kegiatan berkemah saat libur panjang

 

Pewarta: Walda Marison
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023