Manado (ANTARA News) - Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla diminta agar mengubah kebijakan dan paradigma ekonomi saat ini menjadi paradigma manajemen lobi. "Paradigma ekonomi bangsa dengan manajemen lobi lebih profesional untuk menambah daya saing pembangunan dari pada menerapkan kebijakan menunggu dari pihak luar, "ungkap mantan Menteri BUMN, Tanri Abeng, di sela-sela Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XVI, Senin, di Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Manajemen lobi profesional merupakan salah satu solusi mengatasi persaingan globalisasi. Karena melobi bisnis siap bersaing dimanapun, diharapkan mampu diterapkan pemerintah. Pemerintah juga perlu memikirkan paradigma kemitraan dengan pengusaha atau investor manapun, guna membantu memulihkan kondisi ekonomi bangsa. Perlu digerakkan sektor kemitraan dengan pengusaha-pengusaha, terutama ekonomi-ekonomi menengah dan Usaha Kecil Menengah (UKM)," jelas pria yang pernah dijuluki manajer satu miliar. Tanri juga mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap sistem desentralisasi, terutama pada penerapan kebijakan-kebijakan ekonomi yang tidak sepenuhnya menyentuh masyarakat. "Seharusnya desentralisasi banyak diikuti 'enpowering' serta kemampuan-kemampuan potensi yang ada," ungkapnya. Pengamat ekonomi, Faisal Basri, mengatakan paradigma ekonomi saat ini dan masa lalu tidak ada satupun benar, karena keberhasilan kebijakan ekonomi masa lalu tidak bisa jadi acuan pada kondisi ekonomi saat ini. "Faktor mempengaruhi paradigma ekonomi adalah lingkungan, nilai-nilai dan strategi yang berubah," ujar Basri, usai menjadi moderator pada Kongres ISEI itu. Perubahan paradigma disektor ekonomi menuju tatanan globalisasi pasti akan berubah, dengan konsekuensinya memiliki persaingan besar dan kuat. Disinggung landasan apa yang dibutuhkan pada upaya peningkatan sektor riil, Basri mengatakan, pentingnya menarik investasi dari luar sebesar-besarnya. "Selain investasi ditarik, juga dipikirkan modal, fisik serta sumber daya manusia," jelas Basri. Kongres ISEI diikuti 1000 lebih peserta dipusatkan di Manado Convention Center (MCC), dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu (18/6) dan direncanakan ditutup Wapres Jusuf Kalla, Selasa (20/6). (*)

Copyright © ANTARA 2006