“Kegiatan ini berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 852 kilogram terdiri dari 350 kilogram sampah plastik dan 502 kilogram sampah organik,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manopo dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kegiatan BCL ini juga menjadi rangkaian pelaksanaan keikutsertaan Indonesia pada Forum Ekonomi Biru ASEAN yang diselenggarakan sehari sebelumnya di Belitung, adapun peserta kegiatan ini terdiri dari pemerintah daerah, nelayan, masyarakat pesisir hingga kelompok penggiat lingkungan.
Kegiatan ini, lanjut Victor, menjadi upaya untuk mengedukasi nelayan dan masyarakat serta mengkampanyekan pentingnya menjaga laut agar tetap bersih sehingga ekosistem laut menjadi sehat.
“Tujuan dilaksanakannya aksi Bulan Cinta Laut yakni untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian sampah di pesisir dan laut agar tidak bocor ke laut dan mengedukasi masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah melalui penerapan ekonomi sirkuler menuju implementasi ekonomi biru,” lanjutnya.
Baca juga: Indonesia gelar lokakarya ASEAN-Pasifik tentang sampah plastik laut
Victor menambahkan, dalam pelaksanaan Aksi Bulan Cinta Laut, nelayan memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah di laut, dimana dalam satu bulan tertentu, nelayan kecil melaut sembari mengumpulkan sampah di laut. Nelayan berpartisipasi aktif dalam pengumpulan, pemilahan dan penimbangan sampah plastik di laut yang dikumpulkan.
Pada tahun 2023, kegiatan BCL oleh nelayan akan dilaksanakan secara serentak selama bulan Juli 2023 di 18 lokasi dengan total nelayan terlibat 1.350 orang.
Sebagai informasi, kegiatan tersebut telah dicanangkan sebagai Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut yang pada tahun 2022 telah melibatkan 1.721 nelayan secara serentak di 14 lokasi pesisir seluruh Indonesia dengan total pengumpulan sampah sebanyak 89,44 ton.
Baca juga: KLHK: Indonesia berhasil turunkan 38 persen sampah laut
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
