"Guru sering disebut dalam konferensi ini, bahwa mereka adalah sebagai penguat, pendorong, dan penggerak utama dari penguatan program pembelajaran sepanjang hayat," katanya saat dikonfirmasi di Badung, Bali, Kamis.
Zakki mengatakan penguatan pengembangan profesional dan kesempatan mengenyam pembelajaran seumur hidup bagi para guru penting untuk dilakukan.
Oleh karena itu, sambungnya, pengembangan program untuk memfasilitasi keterampilan, serta program lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, dapat dilakukan dengan bermitra bersama para guru.
Baca juga: UNESCO: dunia masih perlu 8,2 juta guru
Baca juga: PGRI : Pandemi percepat penguasaan teknologi pada guru dan siswa
"Kemitraan itu merupakan salah satu cara kolaboratif bersama, untuk mencapai tujuan kita, memastikan semua orang tidak ada yang tertinggal dalam akses pendidikan," ujarnya.
Ia menyebutkan masyarakat perlu memastikan adanya peningkatan investasi publik, dalam pembelajaran sepanjang hayat secara kolektif.
Selain itu, sambungnya, masyarakat juga perlu mendukung pengumpulan data, pengolahan data, dan diseminasi data tentang pendidikan tersebut secara kolektif.
"Sehingga kebijakan yang diambil oleh pemerintah, bisa sesuai dengan yang diharapkan, mencapai target yang memang sudah disusun bersama-sama," tuturnya.
Setelah adanya Konferensi Internasional Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) yang diadakan di Bali, 3-6 Juli 2023 ini, UNESCO akan memastikan pesan dan komitmen yang disampaikan dalam konferensi ini untuk disebar luaskan.
"Khususnya pengalaman Indonesia dalam Program Kartu Prakerja, UNESCO akan membantu menyebarluaskan nilai-nilainya kepada negara-negara yang saat ini sedang mengembangkan program serupa," kata National Officer UNESCO Jakarta Zakki Gunawan.
Baca juga: Komisi X DPR minta Kemendikbudristek perbanyak guru penggerak
Baca juga: Kemendikbudristek: Guru penggerak diprioritaskan jadi kepala sekolah
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
