Sidoarjo (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) H Jusuf Kalla dijadwalkan meninjau lokasi semburan lumpur panas di sumur ekplorasi gas Banjarpanji-1 (BJP-1) milik Lapindo Brantas Inc itu pada 20 Juni. ANTARA News di Sidoarjo, Senin, melaporkan persiapan untuk menyambut kedatangan Wapres itu terlihat dilakukan anggota TNI-AD dari Yon Zipur-5 Malang dengan memasang jembatan kayu di antara guard rail sepanjang 150 meter di jalan tol Km 38 Surabaya-Gempol. "Jembatan itu disiapkan untuk perjalanan Wapres agar tidak terkena lumpur, karena Wapres akan melihat semburan lumpur panas lewat jembatan dari papan kayu itu," kata Komandan Koramil Porong, Kapten Budi. Rencananya, ujar Kapten Budi, pesawat Wapres akan mendarat di Bandara Juanda Surabaya, kemudian akan meneruskan perjalanan ke lokasi melalui jalan tol dan turun di pintu keluar Porong. "Waktunya antara pukul 10.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB," paparnya. Selain itu, penyambutan Wapres juga dilakukan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di sekitar titik semburan. Beberapa anggota Paspampres tampak melakukan survei lokasi di tol Km 38 itu. "Kalau Wapres hanya datang, lalu melihat sebentar dan akhirnya pulang, ya tentu tidak ada manfaatnya," kata warga Kelurahan Siring, kecamatan Porong, Sidoarjo, Wawan. Menurut dia, warga yang menjadi korban "lautan" lumpur tidak minta macam-macam, kecuali tiga hal konkret yang harus cepat ditangani. "Tiga tuntutan warga adalah sumber luapan lumpur secepatnya dihentikan, Lapindo harus mau memberikan ganti rugi, dan Lapindo juga harus mengatasi pencemaran yang terjadi," kata pemilik warung nasi itu. ANTARA News mencatat semburan lumpur panas dari eksplorasi gas PT Lapindo Brantas Inc yang terjadi sejak 28 Mei lalu itu setiap harinya menyemburkan lumpur dari perut bumi sekitar 5.000 meterkubik, sehingga hingga hari ke-23 berarti ada 115 ribu meterkubik lumpur yang menggenangi kawasan sekitar. Puluhan hektar sawah, ladang, pemukiman maupun pabrik industri-bahkan jalan tol Gempol-Surabaya (km-38) kini juga terendam lumpur dan jalur KA di tepi jalan lama ruas Porong juga nyaris terkena. Saat ini, kawasan Desa Penatar Sewu, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo sudah terancam luapan lumpur itu, padahal desa itu banyak memiliki tambak bandeng dan udang. Perlahan tapi pasti luapan lumpur itu sudah masuk sungai sekitar Desa Penatar, sehingga ikan-ikan di sungai itu banyak yang mati. Sementara itu, Lapindo Brantas Inc telah mengerahkan alat berat untuk menghentikan semburan lumpur. Peralatan yang didatangkan dari PT Sele Raya, Bekasi itu terdiri atas delapan kontainer snubbing unit, noise tool, dan rig. Namun, alat-alat berat itu belum dapat berfungsi, karena Lapindo masih membuat jalan ke lokasi semburan yang diperkirakan membutuhkan waktu tiga minggu, apalagi pengurukan jalan itu memerlukan 30 truk lebih sirtu (pasir-batu).(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006