Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memperketat pengawasan jalur distribusi bantuan kemanusiaan ke Timor Leste sekaligus mencegah masuknya pelintas batas ilegal ke wilayah RI, menyusul dibukanya kembali perbatasan RI-Timor Leste, akhir pekan silam. "Kami tetap akan mengefektifkan pengamanan di perbatasan, khususnya jalur distribusi kemanusiaan ke Timor Leste, sehingga bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan sampai ke tangan yang membutuhkan," kata Kepala Dinas Penerangan Umum (Kadispenum) Mabes TNI Kolonel CAJ Ahmad Yani Basuki kepada ANTARA di Jakarta, Senin. Selain itu, pengamanan dan pengawasan di wilayah perbatasan RI-Timor Leste terutama yang digunakan untuk jalur distribusi logistik kemanusiaan dilakukan untuk mencegah masuknya penyusup dari Timor Leste yang masih dilanda konflik politik, ke Indonesia. Pengamanan dan pengawasan di wilayah perbatasan RI-Timor Leste itu, kata Yani, bukan berarti ada penambahan pasukan di wilayah perbatasan. "Kita tetap tidak akan melakukan penambahan pasukan, kecuali mengefektifkan pasukan TNI yang telah ada," katanya. Yani mengemukakan, di daerah perbatasan R-Timor Leste terdapat 59 titik Pos Pengamanan, terdiri atas Satgas Yonif-744 menempati 19 pos, Satgas Yon Armed-13/Kostrad menempati 21 pos dan Satgas Yon Arhanudri-12/Kostrad menempati 19 pos. Sebelumnya, Indonesia menutup perbatasan darat dengan Timor Leste di Nusa Tenggara Timur. Tindakan itu dilakukan, selain karena alasan keamanan, juga karena ingin mencegah terjadinya komplikasi masalah serta menghindari sejumlah tuduhan yang tidak berdasar kepada Indonesia. Pada pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, keduanya sepakat untuk membuka pintu perbatasan darat secara selektif.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006