Jakarta (ANTARA) - Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana menilai perlu membumikan pengetahuan warisan dari leluhur, yakni wariga dan usadha Bali dalam kehidupan masyarakat Bali.

"Festival Wariga Usadha Siddhi adalah upaya membumikan wariga dan usadha Bali, warisan pengetahuan dari leluhur yang masih tersimpan dalam ribuan manuskrip lontar,” ujar Ari Dwipayana dalam pembukaan Festival Wariga Usada Siddhi di Taman Baca Jalan Raya Sanggingan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, Kamis.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Ari Dwipayana menyampaikan festival ini menjadi bagian dari program Sastra Saraswati Sewana yang diselenggarakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud setiap tahun.

Tahun 2023, Yayasan Puri Kauhan Ubud mengangkat tema Wariga Usadha Siddhi. Tema ini dipilih karena Bali mewarisi sistem perhitungan waktu yang disebut wariga dan ilmu pengobatan tradisional yang dikenal sebagai usadha Bali

Festival Wariga Usadha Siddhi akan berlangsung selama sepekan dengan tiga tujuan besar.

Pertama, revitalisasi atau menghidupkan kembali wariga dan usadha sehingga menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan masyarakat Bali.

Tujuan kedua adalah rethinking atau memikirkan kembali wariga dan usadha di tengah konteks perubahan dunia yang sangat cepat.

"Kita sudah memasuki abad revolusi industri ke-4 yang disrupsi segala sektor kehidupan. Karena itu, Bali harus memiliki politik kebudayaan dalam menghadapi gelombang perubahan," ujar Gung Ari.

Tujuan ketiga dari adalah memperkuat relevansi wariga dan usadha bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Bali, atau bahkan dunia.

"Sehebat apa pun warisan pengetahuan yang kita miliki, tanpa upaya menjadikan ilmu itu bermanfaat bagi kehidupan kita, maka ilmu itu tidak ada menjadi siddhi, tidak menjadi ilmu yang sempurna," katanya.

Festival Wariga Usadha Siddhi dibuka secara daring oleh Gubernur Jawa Tengah yang juga Ketua Umum PP KAGAMA Ganjar Pranowo.

Dalam sambutannya, Ganjar Pranowo mengungkapkan tradisi dan budaya menjadi benteng terakhir negara, tetapi tidak semua orang punya budi dan daya untuk menjangkau ke sana.

“Maka, ketika para praktisi, akademisi, dan lembaga mengupayakan eksistensi tradisi dan budaya, harus kita support sekuat tenaga,” ujarnya.

Hadir dalam pembukaan festival Wariga dan Usadha Siddhi, Staf Khusus Presiden Bidang Kebudayaan Sukardi Rinakit, Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri RI Teguh Setyabudi, Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI Prof. Dr. I Nengah Duija, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Martini, pejabat kementerian-lembaga, para kepala dinas di Provinsi Bali dan Kabupaten Gianyar.

Selama tiga hari ke depan, festival ini juga memfasilitasi pembuatan KTP gratis, KTP elektronik, dan pelayanan dokumentasi kependudukan melalui kerja sama dengan Ditjen Dukcapil Kemendagri.
Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud bumikan "wariga" dan "usadha" Bali
Baca juga: Puri Kauhan Ubud beri penghargaan ke perintis kalender Bali

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023