Hiratsuka (ANTARA) - Festival Tanabata di Kota Hiratsuka, Prefektur Kanagawa, digelar lebih meriah pada tahun ini karena aturan perbatasan kian longgar serta lepas dari bayang-bayang pandemi COVID-19.

Ajang itu diadakan selama tiga hari berturut-turut, mulai Jumat (7/7) hingga Minggu (7/9) di sepanjang jalan Shonan Star Mall dan Beniya Pearl Road, Hiratsuka.

Salah satu yang membuat ajang tahunan semakin ramai adalah banyaknya pengunjung dari berbagai negara serta sudah tidak ada kewajiban menggunakan masker sejak Maret lalu.

Pengunjung dari Jerman, Mark, mengatakan baru pertama kali berkunjung ke festival itu dan mengaku terkesan.

“Ya, ini pertama kalinya saya datang ke festival ini. Orang-orang selalu tertarik datang ke sini yang menurut saya sangat bagus,” katanya.

Sementara itu, Saori, pengunjung asal Kota Fujisawa, mengatakan ia tidak pernah melewatkan festival itu setiap tahunnya sebelum pandemi.

Namun, tahun ini merupakan kali pertama bagi Saori datang kembal ke Festival Tanabata.

“Saya suka Festival ini karena indah,” katanya.

Dia mengatakan salah satu yang paling disukai saat mengunjungi festival itu adalah yatai atau gerai makanan pinggir jalan yang menjajakan aneka camilan khas Jepang, seperti takoyaki, yakisoba, okonomiyaki, yakitori dan lainnya.

“Saya suka yatai karena saya bisa menikmati makanan yang enak bersama teman-teman,” kata perempuan yang mengenakan pakaian tradisional yukata itu.

Gerai makanan merupakan salah satu yang membedakan Festival Tanabata tahun ini karena kembali hadir setelah ditiadakan pada tahun lalu karena masih dalam suasana pandemi.

Meskipun masih belum seperti prapandemi di mana gerai makanan memenuhi sisi jalan, berbagai jajanan yang terpusat di Taman Mitsukedai itu tetap diburu pengunjung hingga menyebabkan antrean panjang.

Festival Tanabata identik dengan hiasan umbul-umbul warna-warni atau kazari yang dipasang di gapura berbentuk segitiga di sepanjang jalan.

Bahkan, kazari itu dipasang mulai di Stasiun Hiratsuka sebagai petunjuk jalan menuju lokasi utama Festival Tanabata.

Festival diawali dengan parade yang pada tahun ini diikuti 18 peserta dari berbagai organisasi, perusahaan, bank, hingga siswa-siswi Taman Kanak-kanak (TK).

Selain kazari, yang menjadi ciri khas lainnya Festival Tanabata adalah menghias pohon bambu dengan secarik kertas yang ditulis nama dan harapan serta hiasan berwarna-warni.

Tanabata merupakan legenda berasal dari China yang mengisahkan Dewi Tenun, Orihime, yang jatuh cinta dengan seorang penggembala, Hikoboshi.

Keduanya dipisahkan oleh ayahnya Dewa Langit, Tantei, dan memberi syarat jika ingin bertemu kembali harus bekerja keras. Pada akhirnya ayahnya membolehkan mereka bertemu setahun sekali setiap 7 Juli.

Baca juga: Kemarin, Festival Tanabata hingga cara olah daging kurban
Baca juga: Dua tahun absen, Festival Tanabata di Jepang kembali digelar

 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023