Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengajak masyarakat yang ada di daerahnya untuk melestarikan budaya tradisional penutup wajah tuping Lampung.

"Hari ini telah digelar Festival Krakatau 2023 yang mengusung budaya tuping Lampung sebagai ikon festival kali ini," ujar Arinal Djunaidi, di Bandarlampung, Sabtu.

Ia mengatakan tuping atau topeng merupakan salah satu budaya asli Lampung yang ada di beberapa daerah dengan fungsi penggunaannya berbeda-beda.

"Budaya yang sengaja di tampilkan yaitu tuping Lampung ini, saat masa penjajahan Belanda digunakan untuk menghindari dan mengusir penjajah. Jadi harapannya masyarakat bisa melestarikan tuping ini dengan baik," katanya.

Baca juga: Tradisi budaya Lampung meriahkan pawai Krakatau Festival

Baca juga: Disparekraf Lampung sebut perajin tuping alami peningkatan pemesanan

Dia menjelaskan pelestarian budaya tradisional itu dapat dilakukan salah satunya dengan menggabungkan kegiatan budaya dengan pariwisata seperti yang dilakukan di Festival Krakatau.

"Berbagai pesona alam ditampilkan untuk mendukung kepariwisataan, lalu ada budaya yang sengaja ditampilkan juga sebagai ikon. Sebenarnya untuk tuping semua kabupaten menggunakan diawali dari Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat diperkirakan pada abad ke-8 silam untuk mengusir penjajah, dan sekarang jadi atraksi budaya serta fungsinya sebagai pusaka juga harus tetap dijaga," ucap dia.

Dengan peran aktif semua pihak menjaga kelestarian budaya, kata Gubernur, maka Lampung tidak akan kehilangan budayanya di tengah perkembangan zaman.

Tanggapan atas adanya upaya pengenalan budaya tuping Lampung itu dikatakan oleh salah seorang warga Yuni Irawan.

"Saya sangat antusias melihat pawai topeng tradisional ini, sebab jadi paham berbagai jenis topeng tadi juga ada topeng modern," kata Yuni.

Ia melanjutkan, dengan adanya kegiatan tersebut dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang budaya Lampung, namun ia pun menyayangkan untuk menyaksikan kegiatan pawai tersebut dia harus menunggu cukup lama.

"Tadi menunggu cukup lama harusnya pukul 14.00 WIB mulai pawai, tapi mundur sampai 15.30 WIB terlebih lagi hujan jadi masyarakat tidak banyak yang bisa menonton," ujarnya.

Festival Krakatau 2023 dapat terlaksana meski mengalami beberapa kendala seperti mundurnya waktu pelaksanaan pawai budaya tuping Lampung yang membuat masyarakat lama menunggu, lalu tidak jadinya arak-arakan tuping pusaka serta tidak terpenuhinya target pengunjung akibat hujan.*

Baca juga: Festival Krakatau 2023 mengenalkan pesona Budaya Tuping Lampung

Baca juga: Pemprov Lampung undang seratus orang nakes hadiri Festival Krakatau

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023