tidak boleh memaksakan diri dan harus tahu diri
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengakui ingin menjadi calon presiden pada bursa Pemilu 2014.

"Kalau tidak punya keinginan jadi presiden itu bohong, tetapi kalau ingin sekali itu tidak, belum sampai tahap itu," katanya saat ditemui di Gedung TVRI, Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut menanggapi hasil survei PolitcaWave.com yang menyebutkan Dahlan Iskan sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi.

Dahlan juga mengaku memperhartikan dan mengucapkan terima kasih terhadap peringkatnya tersebut.

"Nanti kita tunggu pada titik tertentu, kalau peringkatnya rendah, banyak masyarakat yang tidak menyukai saya, tidak boleh memaksakan diri dan harus tahu diri," katanya.

Menurut dia, peringkatnya tersebut bukan rekayasa dan bukan hasil intervensi pihak tertentu.

"Peringkat itu ilmiah, bukan 'bikin-bikinan'. Saya sepenuhnya percaya pada peringkat itu," katanya.

Dia mengaku tidak akan mempetahankan peringkatnya tersebut.

"Peringkat itu sebagai dampak, artinya saya harus bekerja lebih keras, masyarakat yang menilai," katanya.

Dahlan juga mengaku tidak akan mempromosikan dirinya sebagai capres.

"Saya tidak akan pasang baliho, spanduk atau promosi-promosi khusus karena peringkat elektabilitas itu tidak bisa dibuat. Kalau memang harus naik ya naik, kalau turun ya turun," katanya.

Dia juga enggan berkomentar terkait tawaran parpol untuk menjadikannya sebagai capres pada Pemilu 2014.

Berdasarakan analisa politik yang dilakukan PolicaWave.com menunjukkan Dahlan Iskan menempati urutan elektabilitas tertinggi dibandingkan tokoh lainnya, seperti Mahfud MD yang berada di urutan kedua, kemudian disusul Chairul Tanjung dan Jusuf Kalla.

Bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menempati urutan nomor 6 dan secara berturut-turut diikuti bakal capres Partai Golkar Aburizal Bakrie (7), bakal capres PAN Hatta Rajasa (8), bakal capres Partai Hanura Wiranto (9) dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (10).

Analisa tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai media sosial, seperti Twitter, Facebook, Blog dan jejaring sosial lainnya yang bertujuan memotret jutaan percakapan yang terjadi setiap hari dan dapat berubah secara "realtime".
(J010)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013