Lombok, NTB (ANTARA) - Universitas Gadjah Mada (UGM) menyabet double winners pada ajang kompetisi hemat energi Shell Eco-marathon Asia-Pasifik dan Timur Tengah 2023 di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 4-9 Juli.

Double winners yang didapat UGM adalah kategori Prototype Battery Electric yang disabet oleh Semar Proto dengan 779,6 km/kWh dan pada kategori Urban Concept Hydrogen Fuel Cell yang diperoleh Semar Urban dengan 276,4 km per meter kubik.

Kedua tim Semar juga berhasil membuat rekor tersendiri dimana untuk Semar Proto, mereka berhasil mengungguli capaian mereka pada kategori yang sama tahun lalu yang hanya 586,9 km per meter kubik, sedangkan untuk Semar Urban, mereka menjadi tim indonesia pertama yang juara pada kategori Urban Concept bahan bakar hidrogren.

"Kita berhasil mengalahkan rekor kita yang kemarin. Sebelumnya catatan terbaik kita di 587 km/kWh. Sekarang jadi hampir 780 km/kWh," kata Research developer tim Semar Proto Adam Yudhistira, Minggu (9/7).

“Syukur juga kita bisa dapat dua podium tahun ini,” kata manajer Semar Proto Eblin Alle Azarya.

Baca juga: Semar UGM bangga jadi tim pertama juarai kelas Hidrogen SEM 2023

Capaian perguruan tinggi di Yogyakarta itu meneruskan prestasi salah satu tim Tanah Air, Universitas Indonesia yang pada tahun lalu juga menyabet dua gelar yaitu Prototype Internal Combustion Engine (Nakoela UI) dan Urban Concept Battery Electric (Arjuna UI).

Meraih juara pada Urban Concept Hydrogen Fuel Cell, Semar Urban UGM berhak mengikuti Regional Championship yang telah digelar Minggu (9/7) yang juga diikuti tiga tim terbaik dari tiga subkategori Urban Concept.

Regional Championship adalah tahapan untuk mencari empat tim teratas menuju SEM World Championship pada 10-12 Oktober di Bangalore, India.

Baca juga: Tiga tim Indonesia ikuti Shell Eco-marathon World Championship 2023

Namun, torehan apik di kategori on-track tidak terulang pada Regional Championship karena Semar Urban mengalami kendala pada bagian setir sehingga menyebabkan tim asal Kota Gudeg itu tidak mengikuti balapan.

“Sebenarnya kita tadi sudah sempat practice, semua sudah lancar, cuma tadi kami kehabisan bensin. Terus pas kita mau attempt buat race ada major trouble di bagian setirnya, dan itu tidak bisa diperbaiki dalam waktu singkat, kita memutuskan untuk tidak ikutan racing,” kata Eblin.

Eblin pun memasang target tinggi untuk mengikuti kejuaraan dunia antar pelajar teknik tersebut pada tahun depan.

“Fix ikut lagi, yang hidrogen (kategori Urban Concept) lagi, target kita lolos World Championship,” ucap Eblin.

Diikuti 75 peserta dari 13 negara dimana 66 di antaranya lolos inspeksi teknis, hasil SEM 2023 didominasi oleh tim-tim Indonesia karena meraih tiga juara dari tiga kategori on-track Urban Concept, satu juara dari tiga kategori on-track Prototype, satu juara dari lima kategori off-track, dan menyetor tiga tim dari empat untuk kejuaraan dunia di India.

Baca juga: Indonesia tambah dua piala dari dua kategori Shell Eco-marathon 2023

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023