Untuk pabrik wood chip dan wood pellet di Bangka, investasinya akan mencapai Rp200 miliar dalam dua tahun ini
Jakarta (ANTARA) - PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) melalui anak usaha PT Mentari Biru, memantapkan komitmennya membantu pemerintah dalam memanfaatkan sumber alternatif energi terbarukan (ET) dengan meresmikan pembangunan pabrik wood chip terbesar untuk co-firing pembangkit listrik PT PLN (Persero) di Bangka Belitung.

Bekerja sama dengan Koperasi Energi Terbarukan (Kopetindo) dan didukung Pemerintah Kabupaten Bangka, perseroan siap meningkatkan dan mengembangkan produksi wood chip, produk biomassa untuk keperluan co-firing PLTU batu bara.

"Sejalan dengan peningkatan kebutuhan biomassa untuk kebutuhan program co-firing PLTU batu bara, kami sedang kembangkan fasilitas produksi wood chip dan wood pellet," kata Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk Bobby Gafur Umar dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Dikatakan, untuk pabrik wood chip dan wood pellet di Bangka, investasinya akan mencapai Rp200 miliar dalam dua tahun ini.

Ia menambahkan produk wood chip dan wood pellet di Bangka Belitung dan NTB, selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga akan diekspor ke Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok. "Tentunya, prioritas untuk keperluan PLN, dalam hal ini untuk co-firing PLTU Air Anyir di Bangka Belitung dan juga PLTU Sumbawa," kata Bobby.

Melalui investasi ini, kapasitas pabrik baru di Bangka Belitung akan meningkat dari saat ini 1.500 ton per bulan menjadi 6.000 ton per bulan.

"Tahap pengadaan lahan dan persiapan desain pabrik sudah selesai. Hari ini kita mulai meresmikan dimulainya pembangunan pabrik wood chip di sini, di Bangka Belitung," kata Bobby, seraya menambahkan bahwa pengembangan unit usaha yang sejenis di NTB, juga tengah dipacu.

Di NTB, perusahaan bekerja sama dengan badan usaha milik daerah, yakni PT Gerbang Entebe Emas, yang ditingkatkan kapasitasnya menjadi 2.000 ton per bulan.

Produk wood chip tersebut nantinya akan digunakan oleh PLTU Bangka di kawasan Air Anyir, Bangka, sebagai campuran batu bara dengan target campuran 15 persen.

"Besaran campuran ini merupakan yang tertinggi di Indonesia, sehingga diharapkan dapat menurunkan emisi karbon di PLTU Bangka, yang nantinya juga dapat memperbaiki kualitas udara di daerah ini," ujarnya.

Seluruh produk biomassa yang akan dihasilkan oleh pabrik tersebut nantinya akan dibeli oleh PT Bakti Energi Sejahtera, anak perusahaan YPK (Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan) PLN.

Baca juga: OASA bakal gaet sejumlah investor baru
Baca juga: OASA siap garap proyek energi terbarukan dari Cakung hingga IKN
Baca juga: Dirjen Minerba: Co-firing biomassa di PLTU percepat transisi energi

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023