Jakarta (ANTARA) - Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa menyampaikan sejumlah langkah yang dilakukan pihaknya dalam rangka menjamin ketahanan pangan.

Pertama adalah mengendalikan ketersediaan dan pasokan pangan, termasuk harga pangan.

“Oleh karena itu, Badan Pangan sudah mengeluarkan apa yang dimaksud dengan harga acuan. Harga acuan penjualan di tingkat farm-nya, di petani-peternak, kemudian harga penjualan di tingkat konsumen kita atur, di mana fungsi daripada harga acuan ini adalah sebagai pedoman bagi pemerintah untuk melakukan intervensi,” kata I Gusti dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimantan yang dipantau secara virtual, Jakarta, Senin.

Kedua adalah mobilisasi stok pangan yang dapat dilakukan jika pemerintah provinsi memiliki neraca pangan wilayah. Menimbang hal tersebut, pihaknya mendorong para pimpinan wilayah untuk menugaskan dinas pangan guna menyiapkan neraca pangan.

“Oleh karena itu, penting sekali neraca pangan mesti disiapkan dan kami akan mendampingi Bapak Ibu dalam rangka penyusunan neraca pangan,” ucapnya.

Langkah lainnya yang dilakukan dalam rangka menjamin ketahanan pangan adalah melalui program Gerakan Pangan Murah yang dilakukan tatkala harga pangan mengalami gejolak terutama menjelang hari raya keagamaan atau hari-hari libur lainnya.

I Gusti menyatakan bahwa Bapanas sudah menyiapkan dana konsentrasi untuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka melaksanakan Gerakan Pangan Murah, sehingga dapat berjalan secara terencana dan serentak di 34 provinsi dan 256 kabupaten/kota.

“Pak Kabadan (Kepala Bapanas) sudah mengupayakan agar ke depan fasilitasi distribusi, kemudian gerakan pangan murah bisa teralokasikan,  didekonsentrasikan  ke seluruh kabupaten/kota. Ini akan lebih mudah juga dalam rangka kita melakukan intervensi dalam rangka mengendalikan gejolak harga,” ujar dia.

Adapun langkah terakhir yang dilaksanakan Bapanas ialah melakukan penguatan infrastruktur untuk stabilisasi hulu-hilir pangan yang dianggap sangat penting.

“Kalau memang Bapak Ibu ada produksi yang membutuhkan repair container, cold storage, mohon disampaikan di mana tempatnya, sehingga pemerintah dalam hal ini Badan Pangan Nasional bisa merencanakan di mana yang Bapak perlukan, cold storage-nya untuk apa, repair container-nya untuk apa dan lain sebagainya. Karena di sini (Kalimantan Selatan) adalah daerah yang surplus (neraca pangan), sehingga sebenarnya mestinya butuh beberapa hal untuk memperpanjang usaha simpan daripada pangan tersebut,” ungkap I Gusti.

Baca juga: Bapanas dorong pemda tambah anggaran ketahanan pangan

Baca juga: Irjen Kementan: Jaga ketahanan pangan peran kita bersama 


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023