Sekarang harus melihat isu keberlanjutan lingkungan sebagai prioritas dalam pengembangan industri.
Bandarlampung (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Fahrizal Darminto mengatakan bahwa menjaga keberlanjutan lingkungan menjadi prioritas dalam pengembangan sektor industri di daerahnya.

"Dalam perumusan rencana pembangunan jangka panjang, dan rencana pembangunan jangka menengah pemerintah daerah mengusung tema transformasi di berbagai sektor, salah satunya industri yang ramah lingkungan," ujar Fahrizal Darminto dalam Diskusi Publik Transformasi Ekonomi untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Rabu.

Ia mengatakan industri yang ramah lingkungan menjadi salah satu kunci dari penerapan ekonomi sirkular di daerah, serta menjadi fokus dalam pemulihan ekonomi nasional.

"Sekarang harus melihat isu keberlanjutan lingkungan sebagai prioritas dalam pengembangan industri. Sebab tidak akan berhasil dan adil, kalau pertumbuhan ekonomi tinggi tapi ekosistem rusak. Industri berkelanjutan ini harus memperhatikan bagaimana pengelolaan limbah, hingga menghasilkan produk yang mendukung keberlanjutan lingkungan," katanya pula.

Dia menjelaskan penerapan industri hijau dan ekonomi sirkular menjadi suatu keharusan yang harus dipersiapkan pemerintah saat ini untuk keberlanjutan masyarakat di masa mendatang.

"Kalau industri mendapatkan keuntungan dan pertumbuhan ekonomi, tapi tidak mengalokasikan dana untuk memperbaiki lingkungan ini jadi kesalahan besar juga. Sebab ke depan kita semakin dituntut hidup lebih ramah terhadap lingkungan, maka sejak sekarang ditentukan dan dibahas arah kebijakan yang ramah isu lingkungan," ujarnya lagi.

Menurut Fahrizal, selain industri yang ramah lingkungan, sosialisasi penggunaan energi ramah lingkungan dan perekonomian yang nihil sampah harus terus dilakukan kepada masyarakat.

"Bila pemerintah telah melengkapi kebijakan yang berlandaskan ramah lingkungan dan industri sudah memahami konsep keberlanjutan, maka masyarakat juga harus diberitahukan untuk menggunakan energi yang terbarukan, serta menerapkan pengelolaan sampah," katanya lagi.
Baca juga: Melawan stigma pencemar melalui industri batik "hijau"
Baca juga: Menteri ESDM: Indonesia baru memanfaatkan potensi EBT 12,5 gigawatt

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023