Untuk usia lima tahun baru anak bisa dibebaskan dari stunting, jadi balita pertumbuhan dan perkembangannya harus benar-benar dipantau intensif pada masa pertumbuhan itu
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan hingga Juli 2023 ini terus melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan ratusan anak usia di bawah lima tahun (balita) yang berpotensi menjadi stunting.

"Untuk melakukan pemantauan balita kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis (stunting), petugas puskesmas dan posyandu diperintahkan aktif turun ke lapangan," kata Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda, di Palembang, Kamis.

Menurut dia, dengan pemantauan secara intensif dan pemberian asupan pangan sehat dan bergizi, balita yang terpantau berpotensi stunting bisa dikontrol kondisi kesehatannya serta dapat hidup dan tumbuh normal seperti anak-anak lainnya.

"Untuk usia lima tahun baru anak bisa dibebaskan dari stunting, jadi balita pertumbuhan dan perkembangannya harus benar-benar dipantau intensif pada masa pertumbuhan itu," ujarnya.

Untuk memastikan kegiatan pemantauan tersebut berjalan sesuai harapan, Wawako Fitrianti menjelaskan dirinya melakukan pengawalan secara langsung.

Dalam setiap kesempatan melakukan pemantauan anak yang berpotensi dan terkena stunting di sejumlah kawasan permukiman penduduk diberikan bantuan berupa makanan sehat bergizi dan buah-buahan.

Dengan bantuan pangan sehat dan bergizi itu serta pemantauan intensif pertumbuhan dan perkembangannya, diharapkan anak-anak yang berpotensi dan terkena stunting hingga berusia di atas lima tahun bisa tumbuh secara normal dan sehat, katanya.

Dia menjelaskan, berdasarkan data pada 2021, angka stunting di kota ini tercatat 24,4 persen, kemudian terus bisa ditekan kasusnya yang hingga kini menjadi 16 persen.

Angka stunting itu akan terus diturunkan menjadi 14 persen sesuai target nasional pada 2024, bahkan diupayakan lebih rendah lagi sebagaimana harapan Presiden Joko Widodo, ujar Wawako Palembang.

Sebelumnya Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan persentase angka stunting di provinsi setempat dari tahun ke tahun terus menurun yakni dari 28,4 persen kini tercatat 18 persen.

Untuk menekan angka kasus stunting di Sumsel yang saat ini 18 persen menjadi 14 persen sesuai target nasional pada 2024, Gubernur Herman Deru mendukung program pencegahan dan penanggulangan stunting dengan mengoptimalkan peran multisektor.

Penanganan stunting harus dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan mengoptimalkan peran multisektor, tidak mungkin dibebankan kepada satu dinas atau instansi tertentu saja, kata Herman Deru.

Baca juga: Ahli: Program pengentasan stunting cegah IQ anak bangsa menurun
Baca juga: Ahli: Seruan kemenkes cegah stunting lewat protein hewani sudah tepat
Baca juga: BKKBN Lampung: Penapisan kesehatan calon pengantin bisa cegah stunting

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023