... pilihannya mana, petani harus dilindungi atau impor semua... "
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian, Suswono, mengaku data produksi maupun kebutuhan bawang putih dan bawang merah saat ini tidak valid dengan kondisi di lapangan. Hari-hari belakangan ini dia disibukkan dengan pemeriksaan KPK terkait kartel importir daging sapi.

"Karena itu kami akan meminta Direktorat Jenderal Hortikultura mendata agar valid sehingga data yang ada mencerminkan kondisi sesungguhnya di lapangan," katanya, di Jakarta, Jumat.

Suswono mengatakan, "Saat ini data produksi petani bawang putih maupun bawang merah belum ada, sehingga kami tidak memiliki pegangan soal produksi petani saat ini."

Data produksi ini dianggap penting karena sebagai landasan memutuskan importasi produk -- terutama bawang putih. Inilah yang menyulitkan Kementerian Pertanian untuk melakukan importasi bawang putih tersebut. 

Berdasarkan data dari satu sumber, keperluanan bawang putih secara nasional mencapai 400.000 ton setiap tahun; sekitar 320.000 ton dipenuhi dari impor, sementara produksi dalam negeri rata-rata 14.200 ton pertahun. 

Saban terjadi kelangkaan komoditas pangan berujung kenaikan harga tidak terkendali, hampir selalu diatasi pemerintah secara instan dengan membuka impor. Konsep dan visi kedaulatan pangan nasional tidak diterapkan pemerintah secara konsisten, terpadu, dan terencana. 

Meskipun demikian Suswono menyatakan, Kementerian Pertanian tidak bisa memaksakan petani untuk menanam bawang putih atau bawang merah. Sebab, lanjutnya, petani tentu melihat untung rugi dalam menanam komoditas tersebut.  

"Sekarang pilihannya mana, petani harus dilindungi atau impor semua," katanya. (*)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013