Sementara data inflasi yang menggembirakan positif untuk saham, kami masih melihat keseimbangan risiko-imbalan lebih positif untuk pendapatan tetap
New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street memperpanjang kenaikannya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah laporan inflasi penting lainnya datang lebih ringan dari perkiraan dan mendukung kemungkinan bahwa siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve mendekati akhir.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 47,71 poin atau 0,14 persen, menjadi menetap pada 34.395,14 poin. Indeks S&P 500 bertambah 37,88 poin atau 0,85 persen, menjadi berakhir di 4.510,04 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 219,61 poin atau 1,58 persen, menjadi ditutup pada 14.138,57 poin.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan teknologi memimpin penguatan masing-masing naik 2,32 persen dan 1,49 persen. Sedangkan sektor energi dan kesehatan masing-masing turun 0,45 persen dan 0,01 persen.

Saham-saham AS mencatat kenaikan hari keempat berturut-turut pada Kamis (13/7/2023), sementara imbal hasil dolar dan obligasi turun setelah data baru menunjukkan inflasi semakin melambat.

Imbal hasil obligasi pemerintah mundur dari siklus tertingginya, dengan imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun yang jadi acuan turun menjadi sekitar 3,77 persen. Indeks dolar pada Kamis (13/7/2023) turun ke level terendah dalam lebih dari setahun, menambah penarik lain untuk reli ekuitas.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (13/7/2023) bahwa indeks harga produsen (IHP) naik 0,1 persen bulan ke bulan pada Juni, lebih rendah dari perkiraan pasar untuk kenaikan 0,2 persen.

Secara tahunan, indeks naik 0,1 persen, jauh di bawah ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,4 persen, naik pada laju paling lambat sejak Agustus 2020.

Apa yang disebut IHP inti, yang tidak termasuk barang-barang volatil seperti makanan dan energi, naik 0,1 persen pada basis bulanan dan 2,6 persen pada basis tahunan pada Juni, sejalan dengan ekspektasi pasar, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

"Terlepas dari kabar baik tentang inflasi, pandangan kami adalah bahwa Fed akan enggan untuk mengumumkan kemenangan dulu. Namun data tersebut mendukung perkiraan dasar kami bahwa akhir dari kenaikan sudah terlihat, yang akan menambah tekanan pada dolar AS," kata sebuah analisis yang diterbitkan oleh UBS Global Wealth Management, Kamis (13/7/2023).

"Sementara data inflasi yang menggembirakan positif untuk saham, kami masih melihat keseimbangan risiko-imbalan lebih positif untuk pendapatan tetap," tambahnya.

Investor juga mencerna data ekonomi lainnya yang dirilis pada Kamis (13/7/2023). Klaim pengangguran awal AS turun 12.000 menjadi 237.000 dalam pekan yang berakhir 8 Juli, menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap tangguh, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja.

"IHP mengkonfirmasi pendinginan inflasi yang ditunjukkan dalam IHK kemarin, tetapi angka klaim pengangguran mingguan yang lebih rendah dari perkiraan adalah pengingat akan berlanjutnya pengetatan pasar tenaga kerja," kata Mike Loewengart, kepala konstruksi model portofolio di Morgan Stanley Global Investment Office, dalam wawancara dengan CNBC.

Data inflasi telah meningkatkan harapan bahwa The Fed akan dapat menurunkan inflasi tanpa mengarahkan ekonomi AS ke dalam resesi, kata Nigel Green, CEO penasehat dan manajemen aset deVere Group, dalam sebuah wawancara dengan MarketWatch.

"Mendinginnya inflasi dan pasar tenaga kerja yang kuat dan tangguh menunjukkan bahwa tidak ada resesi yang akan datang pada tahun 2023. Kami yakin The Fed telah melakukan soft landing yang sempurna," katanya.

Baca juga: Wall St ditutup melonjak setelah inflasi lebih rendah dari perkiraan
Baca juga: Wall Street terus menguat ketika investor menunggu laporan inflasi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023