Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia ini terbuka dengan para pejabat dan tokoh bangsa untuk berdiskusi tentang kebangsaan.

"Ini yang lebih besar lagi, bahwa kita Muhammadiyah ini selalu pintunya terbuka dengan para pejabat, elit, tokoh politik dan semua tokoh bangsa untuk berdiskusi tentang kebangsaan," kata Haedar usai menerima kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jumat.

Haedar mengatakan Muhammadiyah terbuka untuk diskusi kebangsaan dengan para elit politik dan tokoh bangsa ini karena Muhammadiyah mempunyai komitmen bersama sebagai salah satu kekuatan yang berdiri sebelum republik dan ikut mendirikan Republik Indonesia.

"Kita concern pada bagaimana Indonesia ke depan itu betul-betul berdiri tegak di atas konstitusi, tapi konstitusi yang harus kita implementasikan. Tadi kita banyak berdiskusi tentang implementasi Pasal 33 UUD 1945 dalam konteks yang lebih luas," katanya.

Diskusi tersebut menjadi bahasan dengan Menhan Prabowo Subianto, selain tentang penelitian karya terbaik UAD, yakni rudal (peluru kendali) anti pesawat terbang yang cukup strategis yang dikembangkan di laboratorium rudal UAD.

"Nah maka kami berharap bahwa baik dalam konteks kedaulatan, keamanan maupun juga dalam sumber daya alam kita. Tadi berdiskusi bahwa Indonesia ini kaya raya," katanya.

Bahkan, kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, bangsa Indonesia ini penduduknya sebenarnya kohesif, guyub rukun dalam keragaman.

"Dan yang diperlukan ke depan adalah sebagaimana implementasi konstitusi itu dalam kebijakan-kebijakan strategis yang membawa Indonesia yang bersatu, berdaulat adil dan makmur. Itu diskusi kita," katanya.

Baca juga: Menhan tinjau laboratorium rudal di UAD Yogyakarta

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023