Pemerintah kota mengeluarkan Rp150 miliar untuk penerima bantuan iuran (PBI) dari sumber APBN, APBD provinsi dan APBD kota. Nah kalau tidak dilakukan pencegahan, tidak akan pernah cukup
Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat berusaha menekan anggaran kesehatan dengan mengupayakan pencegahan diabetes yang selama ini menjadi penyakit  terbanyak diderita warga di daerah ini, melalui sosialisasi kesadaran hidup sehat.

"Pemerintah kota mengeluarkan Rp150 miliar untuk  penerima bantuan iuran (PBI) dari sumber APBN, APBD provinsi dan APBD kota. Nah kalau tidak dilakukan pencegahan, tidak akan pernah cukup. Nanti harus tambah lagi anggarannya, tambah lagi anggarannya," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim usai menghadiri kegiatan Hari Diabetes Nasional (HDN) 2023 di RSJ Marzoeki Mahdi, Sabtu.

Dedie menyampaikan,  menurut penelitian Balitbangkes beberapa tahun lalu, penyakit warga Bogor ada empat, yakni diabetes, hipertensi, jantung dan stroke. Penyakit diabetes menyumbang anggaran klaim BPJS PBI yang cukup besar karena paling banyak dialami oleh masyarakat.

Menurut dia, langkah tepat yang harus dilakukan adalah menggencarkan sosialisasi hidup sehat, makanan yang dijaga dan olahraga. Selain itu, perlu promosi gaya hidup sehat dan pendekatan-pendekatan lain.

Menurut data dari International Diabbetes Federation (IDF) yang dipaparkan oleh tim kegiatan HDN bahwa Indonesia secara global menjadi negara peringkat 5 pada tahun 2021 dengan jumlah penyandang diabetes mencapai 19,47 juta orang.

Di sisi lain, menurut data angka penyandang diabetes atau diabetesi di Jawa Barat berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2020 mencapai 1.078.857 orang. Dari data itu, di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor terdapat 91.156 orang.

Sementara itu, dr Roy Panusunan Sibarani yang berkonsentrasi pada bidang diabetes menjelaskan bahwa penyakit itu sebetulnya tidak perlu menjadi momok yang menakutkan sepanjang diabetesi atau penyandang diabetes menjaga makanan dan olahraga.

Saking banyak orang berpenyakit diabetes, kata dia, maka sudah saatnya tidak lagi dianggap penyakit yang menakutkan, melainkan berpikir lebih pada menjaga kesehatan.

"Misalnya, kalau sudah tahu ada diabetes, jangan lagi makan makanan pemicu, seperti gorengan dan lain-lain yang menyebabkan ada penyakit penyerta. Intinya, yang punya diabetes pun, makan yang sehat dan olahraga," jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa diabetes bisa sembuh ketika terdeteksi dini, kemudian menjaga pola makan yang baik. Diabetes bukan lagi penyakit orang dengan umur di atas 40 tahun, namun bisa ditemukan di usia dini.

"Bisa sembuh, apalagi kalau di anak-anak muda. Jaga pola makan dan olahraga. Itu kuncinya," ujarnya.

Baca juga: CDiC kemukakan lima pilar intervensi efektif pasien diabetes tipe 1
Baca juga: Menkes tugasi RSCM jadi pengampu RS daerah tangani diabetes
Baca juga: RSCM: Advanced Diabetes Center perkuat jejaring layanan diabetes

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023