Palembang (ANTARA) - Narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Muara Enim, Kemenkumham Sumatera Selatan menyumbang penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari keterampilan menjahit.

Narapidana Lapas Muara Enim memiliki penghasilan dari menjual jasa keterampilan menjahit pakaian yang diperoleh selama menjalani masa pembinaan, hasil jasa menjahit itu sebagian disumbangkan untuk PNBP, kata Kakanwil Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya di Palembang, Ahad.

Baca juga: Kemkumham latih napi ketrampilan bidang konstruksi

Menurut dia, penerimaan negara dari jasa menjahit pakaian WBP tidak besar hanya Rp3,9 juta, namun hal tersebut membuktikan kegiatan pembinaan kemandirian bagi narapidana bisa memberikan manfaat untuk diri mereka dan negara.

Melihat adanya sumbangan WBP untuk PNBP, kegiatan pembinaan kemandirian WBP Lapas Muara Enim akan didorong untuk dikembangkan dengan keterampilan mandiri lainnya yang bisa juga menyumbang penerimaan negara, katanya.

Baca juga: Membekali napi dengan agama dan keterampilan kerja

Dia menjelaskan, pihaknya memberikan berbagai pembinaan kemandirian kepada WBP di lapas, rumah tahanan negara (rutan), dan lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) disesuaikan dengan minat dan bakat masing-masing narapidana.

Pembinaan kemandirian yang telah dilakukan selama ini kepada WBP seperti keterampilan menjahit, membuat kue dan roti, perbengkelan kendaraan bermotor, perbaikan elektronik, pengelasan dan keterampilan lainnya yang dinilai bisa bermanfaat untuk kehidupan setelah bebas menjalani masa pidana.

"Saya mengapreasi kegiatan positif yang telah dilakukan WBP Lapas Muara Enim. Bidang pembinaan kemandirian menjahit harus dimaksimalkan untuk melatih keterampilan warga binaan. Petugas lapas diminta senantiasa memberikan motivasi guna membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki para warga binaan sebagai bekal setelah bebas," ujar Kakanwil Ilham.

Baca juga: Dunia jahit menjahit hingga sarung versi Lisa Fitria

Sementara Kalapas Kelas II B Muara Enim Herdianto menjelaskan bahwa program pembinaan kemandirian pada lapas ini
memiliki berbagai kegiatan unggulan, salah satunya menjahit yang juga menyumbang PNBP.

Hingga Juli 2023 ini jumlah PNBP dari kegiatan WBP menjahit mencapai Rp3.904.000.

Baca juga: Pemkot Mojokerto beri pelatihan menjahit guna dongkrak perekonomian

Kegiatan menjahit, merupakan satu di antara beberapa pembinaan kemandirian bagi WBP Lapas Muara Enim.

“Saat ini ada enam WBP yang memiki keahlian dalam menjahit. Barang yang dijahit sendiri sangat beragam, mulai dari cenderamata hingga baju batik," ujarnya.

Baca juga: Kemensos latih pengembangan batik dan jahit untuk masyarakat Papua

Warga binaan Lapas Muara Enim bulan ini menyelesaikan 105 pesanan jahitan pakaian dari masyarakat di kabupaten setempat serta dan beberapa daerah Sumsel, bahkan ada pesanan dari Lampung, Kalimantan, Riau, dan Maluku.

Baca juga: Kemensos latih penyandang disabilitas di Kudus menjahit dan tata boga
Baca juga: Digandeng YBM PLN P3BS, IZI Riau latih perempuan menjahit


Untuk menjahit batik, WBP diberikan kebebasan berkreasi mendesain batik yang berbasiskan kearifan lokal Kabupaten Muara Enim, dimana dalam pelatihannya telah bekerja sama dengan pihak ketiga.

Untuk pemasaran produk-produk hasil jahitan WBP dipasarkan secara daring (online) melalui media sosial dan langsung di BLP Lapas Muara Enim serta kios cenderamata produk kerajinan dan makanan khas daerah.

"Untuk memasarkan hasil keterampilan menjahit WBP, kami mengupayakan penjualan langsung di lapas dan bekerja sama dengan gerai oleh-oleh serta Disperindag Muara Enim," ujar Kalapas Muara Enim Herdianto.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023