Pasar hampir sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan FOMC berikutnya
New York (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah pekan lalu mencatat penurunan mingguan terbesar tahun ini sementara semua pembicara Federal Reserve dilarang melakukan komunikasi menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,08 persen menjadi 99,8404 pada akhir perdagangan.

Minggu ini kemungkinan dolar akan terkonsolidasi karena investor menunggu pertemuan Federal Reserve minggu depan, ketika bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin.

Pasar hampir sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan FOMC berikutnya. Menurut kalender ekonomi AS, Biro Sensus AS akan merilis data penjualan ritel Juni pada Selasa dan Fed akan menerbitkan angka produksi industri.

Sementara itu, Indeks Manufaktur Empire State yang dirilis oleh Federal Reserve New York pada Senin (17/7/2023) turun 5,5 poin menjadi 1,1 pada Juli dari bulan sebelumnya, melampaui perkiraan pasar -4,3.

Untuk keseluruhan indeks, 29 persen responden mengatakan bahwa kondisi bisnis telah membaik selama sebulan, sementara 27 persen melaporkan bahwa kondisi semakin memburuk, menurut survei tersebut.

Laju penurunan dolar minggu lalu "tampaknya luar biasa besar," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex di New York, mencatat bahwa pasar akan stabil dan melihat dolar yang lebih kuat minggu ini.

Fokus ekonomi utama AS minggu ini adalah laporan penjualan ritel untuk Juni pada Selasa, meskipun data tersebut tidak mungkin mempengaruhi jalur kebijakan moneter.

"Guncangan disinflasi AS minggu lalu mengubah lanskap valas, tetapi beberapa hari tanpa rilis data utama akan memberi tahu kita apakah dorongan itu dapat menahan dolar karena peristiwa risiko FOMC semakin dekat," Francesco Pesole, ahli strategi valas di ING mengatakan, dikutip dari Xinhua.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1242 dolar AS dari 1,1234 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3082 dolar AS dari 1,3102 dolar pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 138,6470 yen Jepang, lebih rendah dari 138,8260 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8600 franc Swiss dari 0,8620 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3184 dolar Kanada dari 1,3212 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,2316 krona Swedia dari 10,2416 krona Swedia.

Baca juga: Rupiah Senin ditutup melemah jadi Rp15.013 per dolar AS
Baca juga: Dolar hentikan penurunan di awal sesi Asia jelang sejumlah data China
Baca juga: Dolar menguat setelah penurunan tajam, tapi tren pelemahan berlanjut

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023