Barabai, Hulu Sungai Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) melaksanakan ekspedisi alam berupa pengabdian ke desa terpencil yakni Ekspedisi Meratus 2023 dengan menempuh perjalanan kaki selama 10 hari.

Ekspedisi alam tersebut melibatkan sebanyak 32 orang dan berlangsung sejak 10-19 Juli 2023.

“Tim ekspedisi melakukan pengabdian berupa pembinaan dan pelayanan kesehatan di wilayah desa terpencil,” kata Bupati HST Aulia Oktafiandi dalam keterangan tertulis di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kamis.

Ekspedisi Meratus diikuti oleh perwakilan dari beberapa lembaga setempat di antaranya Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP), Dinas Sosial, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Kecamatan Batang Alai Timur dan Balai Penyuluhan Pertanian Batang Alai Timur.

Baca juga: Tim ekspedisi Meratus temukan 32 tanaman langka

Baca juga: Pemkab HST gelar pelatihan pengembangan pariwisata ekraf


Aulia menyebutkan perjalanan tim dimulai dari lingkungan pemerintahan HST yakni di Kecamatan Barabai, kemudian perjalanan tersebut berakhir pada Rabu kemarin di Desa Banian, Kecamatan Sungai Durian, Kabupaten Kotabaru.

“Masyarakat antusias dengan kedatangan tim ekspedisi, mereka menjalin tali silaturahmi dengan baik,” katanya.

Dia mengungkapkan tim memberikan pelayanan terbaik juga menyambangi beberapa balai adat selama perjalanan ekspedisi tersebut.
Tim Ekspedisi Meratus 2023 saat singgah di sebuah desa terpencil untuk memberikan pembinaan dan pelayanan kesehatan kepada warga, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. (ANTARA/HO-Pemkab HST)


Ekspedisi Meratus 2023 tersebut dipimpin oleh Camat Batang Alai Timur Misradi, sebelum melaksanakan perjalanan tim diberikan arahan oleh Plh. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten HST Ainur Rofiq.

Tim mengambil rute perjalanan dari Desa Hinas Kiri, Batu Perahu, Aing Bantai, Mangga Jaya, lalu mengakhiri perjalanan di daerah kabupaten tetangga lalu dijemput oleh petugas menggunakan enam unit mobil untuk kembali ke Kecamatan Barabai.

Pada hari pertama, tim menjelajahi Desa Hinas Kiri dengan berjalan kaki menuju Desa Batu Perahu menempuh jarak sekitar 11,5 kilometer dengan catatan waktu kurang lebih 4-6 jam.

Setelah tim melakukan pengabdian di desa tersebut, perjalanan hari berikutnya cukup panjang menuju Desa Aing Bantai dengan waktu tempuh berjalan kaki kurang lebih 8-10 jam.

Perjalanan ke desa tersebut terbilang melelahkan dengan kondisi medan lapangan cukup menanjak untuk sampai di puncak yang memiliki ketinggian sekitar 1.147 meter di atas permukaan laut (MDPL).

Tim Ekspedisi Meratus melaksanakan kegiatan utama berupa pembinaan dan pelayanan kesehatan selama dua hari di desa itu.

Perjalan tim tak berhenti, tujuan berikutnya ke Desa Mangga Jaya dengan catatan waktu berjalan kaki sekitar 8-12 jam.
Tim Ekspedisi Meratus 2023 saat singgah di Desa Aing Bantai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. (ANTARA/HO-Pemkab HST)

Perjalanan tersebut sungguh menguras tenaga, tim tidak putus asa untuk menempuh medan lapangan dengan kondisi tanah yang becek bahkan berkali kali harus menyeberangi sungai yang begitu memancing adrenalin.

Selama perjalanan menuju Desa Mangga Jaya tersebut, terdapat beberapa pohon tumbang dan sisi jalan yang longsor terkikis akibat derasnya curah air hujan.

Setelah tim sampai di Desa Mangga Jaya, warga sangat antusias menyambut kedatangan Tim Ekspedisi Meratus.

Tim melaksanakan pembinaan wilayah dan pelayanan kesehatan selama dua hari, bahkan kegiatan diskusi tim dengan warga desa terjalin begitu saja dengan baik.

Kemudian tim mengakhiri perjalanan pengabdian dengan menempuh waktu berjalan kaki sekitar 11-12 jam menuju titik lokasi penjemputan di Kabupaten Kotabaru.

Perjalanan dari Kabupaten Kotabaru tersebut mengambil rute dari sebagian wilayah Provinsi Kalimantan Timur sebelum akhirnya kembali ke Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

“Seluruh tim berhasil menjalankan misi pengabdian ke desa terpencil, mereka kembali dengan selamat,” ujar Aulia.*

Baca juga: Pemkab HST sosialisasikan bahaya narkoba

Baca juga: Pemkab HST tanam pohon di tebing guna cegah bencana

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023