Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengajak para mitra deradikalisasi atau eks narapidana terorisme (napiter) di Surakarta untuk memperkuat komitmen demi keberhasilan program deradikalisasi.

Menurut Kasubdit Bina Masyarakat Direktorat Deradikalisasi BNPT RI Kolonel Pas Sujatmiko Surakarta adalah barometer program deradikalisasi di Indonesia.

“Solo Raya menjadi barometer pelaksanaan program deradikalisasi bagi wilayah lainnya. Dengan demikian diharapkan para mitra deradikalsasi mempunyai komitmen yang sama untuk mencapai tujuan bersama dari Yayasan Gema Salam” ujar Sujaatmiko dalam keterangan  di Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan sekitar 38 mitra deradikalisasi yang merupakan mantan narapidana terorisme telah kembali ke tengah-tengah masyarakat dari wilayah Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri.
 
“Adapun terkait mekanisme organisasi yayasan yang menjadi agenda dalam rapat pleno tentunya mengikuti aturan yang berlaku” tambahnya.
 
Sujatmiko berpesan bahwa keberadaan negara, dalam hal ini BNPT, Polri, dan segenap aparat wilayah beserta pemerintah daerah terkait saling bekerja sama dengan mitra deradikalisasi dalam rangka pencegahan terorisme.
 
Dia mengungkapkan bahwa negara berperan mendampingi dan mendorong yayasan-yayasan mitra deradikalisasi. Dengan demikian, diharapkan agar stakeholder terkait agar saling mengenal, mengetahui, mendukung, dan memonitor jalannya organisasi Yayasan Gema Salam.
 
Sujatmiko menambahkan bahwa BNPT menghormati kiprah yang sudah dilakukan oleh kepengurusan Yayasan Gema Salam pada periode 2018-2023. Untuk itu, ia berharap Yayasan Gema Salam bisa menjadi contoh yang baik bagi yayasan-yayasan mitra deradikalisasi lainnya di Indonesia.
 
“Saling menjunjung silaturahim, kemaslahatan, dan kebersamaan. Betul-betul kita fokus pada memperbaiki dan mengevaluasi dari apa yang sudah dilaksanakan dengan prinsip saling menghormati dan saling menghargai," kata Sujatmiko.
 
Mantan Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Gema Salam yang mengungkapkan kilas balik pendirian Yayasan Gema Salam.

Ia mengingatkan kembali mengenai tugas fungsi tiga organ inti yayasan antara lain pembina, pengawas, dan pengurus sudah diatur dalam undang-undang.
 
“Yang sudah berlalu biarlah berlalu, sekarang kita membuka lembaran baru dengan kepengurusan baru. Kita tidak hidup di yayasan, tetapi bagaimana kita bisa menghidupi yayasan ini (Gema Salam) untuk Indonesia” ucap FX Rudy.
 
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Gema Salam Muhammad Jamaluddin mengatakan bahwa dari kegiatan rekonsiliasi dan restrukturisasi Gema Salam pada 31 Mei 2023, terdapat kepengurusan baru antara lain, Ketua Dewan Pengawas Tamso, Ketua Dewan Pembina FX Hadi Rudyatmo, dan Ketua Umum Muhammad Jamaluddin.
 
Kemudian rapat pleno dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Kepengurusan Baru Periode 2023-2028 yang disaksikan oleh perwakilan aparat wilayah dan pemerintah daerah setempat.

“Berkaitan dengan soal pemberdayaan, untuk ke depannya bagaimana kalau seluruh anggota Yayasan Gema Salam berdaya mengisi kemerdekaan cita-cita para pendiri bangsa, yaitu meraih kesejahteraan bersama tanpa pilih kasih. Mudah-mudahan aktivitas yang akan dilaksanakan nanti mencapai cita-cita pendiri bangsa dan menjadi amal jariah,” tutur Jamaluddin.
 
Jamaluddin berharap agar Yayasan Gema Salam terus didampingi agar semakin lebih baik dan menjadi wadah amal jariah.
 
“Ketika kita bersama-sama, saling mengingatkan, saling bekerja sama, insya Allah tidak ada yang berat apabila diangkat bersama, dan tidak ada yang ringan apabila dipikul sendiri.” pungkasnya.
Baca juga: Membangun sinergi dalam deradikalisasi di Lapas Nusakambangan
Baca juga: BNPT apresiasi komitmen Pemkot Surakarta libatkan mitra deradikalisasiBaca juga: Kepala BNPT dorong peran mitra deradikalisasi di masyarakat

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023